"The Truly Meaning of PROSPEKTIVE!"

Artikel ini tidak ditulis oleh tim Pengen Kuliah. Artikel ini merupakan kiriman dari pihak ketiga. Pengen Kuliah tidak bertanggungjawab dengan isi konten yang ada di dalamnya. Silakan hubungi pihak penulis konten ini apabila diperlukan.
"The Truly Meaning of PROSPEKTIVE!"

Setiap hari kami; Quadrant International selalu menerima seabreg konsultasi dari berbagai siswa dan alumni dari berbagai daerah di Indonesia yang salahsatunya dan menjadi topik yang paling sering dikonsultasikan adalah masalah mengetahui dengan jelas hingga sejelas-jelasnya membongkar STRATEGI suatu jurusan PROSPEKTIF tidaknya.

Well, kami bongkar saja sekalian di sini biar bisa dinikmati oleh banyak siswa dan alumni secara langsung. Banyak siswa bertanya dengan pola pertanyaan begini,

"Kak, kalau jurusan A bagaimana analisis Kakak dan Tim Quadrant International terhadap jurusan tersebut? Apakah sangat prospektif setelah saya lulus empat tahun kemudian dari universitas?"

Tentu masih banyak pola dan redaksi yang disampaikan siswa dalam sesi konsultasi dengan kami terutama sesi konsultasi online namun intinya tetap sama ke satu tujuan, PROSPEKTIF tidaknya suatu jurusan.

Well, kami luruskan pola strategi dan teknik yang sebetulnya untuk mengetahui sampai detail analisis suatu jurusan prospektif tidaknya. Begini, bertanya masalah PROSPEKTIF itu WAJIB melibatkan Objek Tempat, Waktu, dan Objek Masyarakat targetnya nanti. Nah, gak bisa langsung ditembak dengan pertanyaan awal yang ada di atas suatu jurusan prospektif tidaknya, harus didiganosis dulu.

Kenapa gak bisa langsung ditembak jawab aja PROSPEKTIF gak sih jurusan X? Gak bisa, karena kalau langsung dengan saklek saya jawab, misalkan, "Okay Jurusan Hukum Prospektif banget.", tapi akan muncul dimana jurusan tersebut akan bisa prospektifnya, seberapa lama, dan sederet pertanyaan breakdown lanjutannya.

Kalau di kota-kota besar yes bisa saja apalagi kalau orangnya jago strategi marketing dan sellingnya nanti ke depan. Tapi bagaimana kalau kondisinya siswa tersebut mau fokus ngembangin daerahnya sendiri? Kan bisa mentok. Mentoknya kenapa? Bisa jadi nanti di daerahnya gak ada satu pun orang atau lembaga yang membutuhkan produk atau jasa hukumnya, kalau udah gitu jangankan harus laku, bangkrut tuh bisnisnya. Nangkep 'kan maksud saya?

So, once more I've to say, "We can't make the conclution automaticly."

Biar lebih jelas kita langsung ke poin inti, silakan simak TIGA PERTANYAAN FUNDAMENTAL di dalamnya untuk menganalisis PROSPEKTIF tidaknya suatu jurusan (atau cek file gambar dalam lampiran tulisan ini).



============================================================
DIAGNOSIS FUNDAMENTAL PEMILIHAN JURUSAN PROSPEKTIF.
============================================================
1. Setelah Kuliah mau berkarir dan atau buka usaha apa serta dimana? Di kota atau di desa daerah sendiri?
2. Bagaimana perkembangan terkini hingga empat tahun ke depan dari sekarang (minimal) untuk daerah target tempat kita berkarir dan berbisnis nanti?

3. Apa yang paling dan selalu dibutuhkan oleh market share target (pangsa pasar/masyarakatnya) di tempat berkarir dan berbisnis nanti?

Sudah disimak dengan baik ketiga pertanyaan fundamental di atas? Sudah nangkep poinnya? Kalau masih belum, okay kita langsung lanjutkan ke studi kasus real.

Ingat, sekali lagi ketika kita bicara masalah PROSPEKTIF maka kita fokus ke tiga objek mendasar yaitu; WAKTU, TEMPAT, dan Objek Masyarakatnya.

Well, studi kasus misalkan di daerah saya sendiri di Sukabumi, Jawa Barat, lebih spesifik ke kampung saya sendiri di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kita fokus menjawab satu persatu pertanyaan di atas.

1. Setelah Kuliah mau berkarir dan atau buka usaha apa serta dimana? Di kota atau di desa daerah sendiri?

Jawab:
Misalkan siswa A mau berkarir di daerahnya sendiri yaitu di Kabupaten Sukabumi, nah jangan langsung dilanjutkan ke pertanyaan jenis usahanya, tapi fokus ke TEMPATNYA. Lanjutkan.

2. Bagaimana perkembangan terkini hingga empat tahun ke depan dari sekarang (minimal) untuk daerah target tempat kita berkarir dan berbisnis nanti?

Jawab:
Siswa A melihat untuk perkembangan terkini di Kabupaten Sukabumi perkembangannya sangat pesat. Apa saja perkembangan yang terbilang pesat? Misalkan kasus realnya Destinasi Wisata yang sangat eksotis dan selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah terutama di weekend dan hari-hari libur besar lainnya. Selain dari itu banyaknya hotel, perumahan, minimarket, dan ruko-ruko juga pesat berkembang. Harga sewa dan beli tanah atau bangunan naik pesat setiap tahunnya, saya ambil kasus real untuk sewa ruko satu sampai dua lantai saja di daerah saya di Sukabumi Selatan harganya sekitar 35jt-50jt setahun, benar-benar edan.

Intinya bisa dihasilkan kesimpulan bahwa perkembangannya sangat pesat dan terbilang drastis.
3. Apa yang paling dan selalu dibutuhkan oleh market share target (pangsa pasar/masyarakatnya) di tempat berkarir dan berbisnis nanti?

Jawab:
Misalkan saat ini di sana sangat dan selalu dibutuhkan (sudah jadi PREMIER sifatnya atau MENDESAK belum lagi yang siaftnya gaya hidup) adalah bahan-bahan bangunan/material (untuk membangun ruko, rumah, gedung, hotel, dll), konsultan dan arsitek (masih sama untuk kebutuhan pembangunan), jalan raya yang sangat bagus untuk akses ke destinasi-destinasi wisata (berarti secara singkat dibutuhkan lulusan yang berhubungan dengan lulusan teknik penataan wilayah dan kota, dsj), lulusan hukum untuk jasa akta dan notaris jual beli dan sewa tanah atau bangunan, lulusan finance atau keuangan untuk berkarir di kantor-kantor cabang perbankan yang baru (sejak 5 tahun terakhir seabreg bank baru sudah bertengger di wilayah saya padahal dulunya hanya kampung total), dst.

Nah, begitu strateginya, nangkep banget 'kan? Makanya gak bisa langsung maen hantam jawab. Dapet kan seabreg jurusan yang sanga prospektif untuk daerah saya di Sukabumi Selatan, mudah banget. Nah baru deh langkah selanjutnya adalah fokus menjadikan bidang/jurusan tersebut untuk ditekuni, dicintai, dijadikan minat (passion), bukan sebaliknya dari Passion ke Bisnis (Prospektif).

Masih kurang masalah prospektif? Maaf banget, yuk kita coba ambil hikmah real dari “kecelakaan-kecelakaan” dalam pernikahan, yeah MBA atau Married by Accident (mohon maaf apabila terlalu kasar) tapi ada hikmah besar di balik itu semua.

Kasus MBA kalau mau berasumsi secara ilmiah tentunya pernikahannya “diawali” dan “didominasi” oleh nafsu sehingga tak jarang banyak laki-laki yang tak bertanggung jawab meninggalkan perempuan dengan sejuta bebannya sebelum pernikahan terjadi atau beberapa bulan maksimal beberapa tahun setelah pernikahan. Namun di balik itu semua saya pun sering “menyurvey dan “meriset” di luaran sana ternyata seabreg juga yang pernikahan mereka awalnya MBA namun sekian tahun panjangnya bahtera kehiduapn rumah tangga mereka bahkan tak jarang yang puluhan tahun juga hingga kini kok anehnya malah semakin langgeng dan semakin sejahtera, aneh padahal harusnya kan “ditinggalin atau “berpisah” karena di awalnya didominasi oleh nafsu bukan oleh cinta benar-benar cinta. Pertanyaannya kan sederhana, kok bisa? Sementara di luaran sana seabreg juga yang bertahun-tahun lamanya pacaran eh malah hanya beberapa tahun cerai berai deh bahtera kehidupan mereka, nah ini juga sama, kok bisa?
Okay, okay saya hanya fokus ke yang kasus MBA saja ya. Kenapa kok bisa langgeng dan sejahtera padahal ikatan mereka “bukanlah” karena cinta? Jawabannya adalah RASA TANGGUNG JAWAB.

Yup, sekalipun kalau dalam hitung-hitungan cinta udah “hilang” cintanya tapi kalau sudah memasuki bahtera keluarga bukan lagi hanya fokus mikirin cinta tidaknya, tapi mikirin bagaimana nama keluarganya di mata masyarakat, nama dirinya, citra karir dan bisnisnya, serta seabreg RASA TANGGUNG JAWAB lainnya termasuk tanggung jawab menghidupi bahtera keluarganya. Mereka secara logika bisa saja kan bercerai apalagi rasa cintanya sudah tidak ada, tapi rasa TANGGUNG JAWAB itulah yang jauh lebih penting daripada cinta. Termasuk tanggung jawab kita pada Tuhan, pada agama, serta tanggung jawab kita pada pihak-pihak lain di dunia ini.

Kalau masih kurang penejelasan gurih masalah PASSION dan PROSPEKTIF udah ubek-ubek aja tulisan-tulisan saya di fanspage Quadrant International (fb.com/QuadrantInternational) serta di buku kedua saya “University War Art; Becoming A Truly Legend!” #UWABATL di sana diulik dengan sangat detail namun dengan bahasa renyah topic PASSION dan PROSPEKTIF.

Coba lanjutkan lahap tulisan di bawah ini.

Di daerah adik-adik profesi dan karir apa yang sudah terlalu overload (membludak) jumlah SDM-nya? Dibutuhkan mungkin iya tapi kalau terlalu membludak dijamin sangat murah harganya dan menyengsarakan kalau hanya terfokus mencari kesejahteraan hidup dari bidang tersebut. Mirip banget dengan analogi GARAM, sekalipun selalu dibutuhkan dari waktu ke waktu cek deh berapa sih harga GARAM? Sekalipun ia GARAM berkelas kayak GARAM Beryodium dan dijual di supermarket tetap saja selalu murah, bukan?

It's so different dengan BBM lho, sekalipun SERING NAIK harganya dengan lonjatan tinggi, tetap saja dibeli dan tetap selalu laris lho. Inilah bedanya Quadrant International dengan yang lain. Kalau yang lain hanya terfokus ke Jurusan & PTN Favorit kami justru terbalik, fokus dulu ke PROSPEKTIF.

90% lebih jurusan FAVORIT PASTI dan DIJAMIN MEMBLUDAK peminat tiap tahunnya, bukannya menurun eh malah semakin naik, sementara kuota (daya tampung) kursinya celeketek hanya seiprit, so sangat "sempit" peluang masuknya, dan mungkin belum tentu prospektif. Secara gengsi iya sih dapet, dapet rasa sengitnya saingan, gengsi di PTN & Jurusan kece, tapi lagi dan lagi cek peluang masuknya sebarapa besar (apalagi dalam kasus SNMPTN/Jalur Undangan/Nilai Raport), dan lagi-lagi cek pula prospektifnya, makanya dalam SNMPTN itu selalu terjadi there are a lot of genius students bahkan bisa kasus selalu terjadi yang juara nasional pun dalam perolehan nilai UN selalu keloyongan bahkan modar dalam SNMPTN. Why? Lagi dan lagi salah strategi terutama terlalu ngotot menghantam target jurusan yang membludak peminat namun sedikit kuota otomatis peluang masuknya "kecil".

Kalau nanti adik-adik berkeluarga apalagi beban anak lebih dari satu serta tingkat angka inflasi semakin naik, kebutuhan biaya hidup semakin melangit, gaya hidup juga dibutuhkan, biaya sekolah anak dll juga pasti naik, apakah hanya cukup dengan bermodalkan jenius akademis dan jago organisasi but stuck on career and business? Tell me your answer, please!
So, kalau sudah begitu jangan marah lho kalau nanti istri dan anak-anak kita merengek bahkan marah ke kita karena mereka juga ingin kesejahteraan semisal hiburan dll. Bahkan bisa jadi meninggalkan kita dan menceraikan kita.

Once more, gak cukup dengan modal pintar doang, Guys, harus peka dengan prospektif kita.

Mau bukti? Baru beberapa hari lalu ada beberapa teman seangkatan bahkan ada yang sekelas juga tak ketinggalan adik kelas yang ketika dulu masih aktif di organisasi dan lomba ini itu di sekolah dulu mereka ngotot keras banget bahwa tujuan akhir mereka setelah kuliah mau berbakti mendidik tunas bangsa di sekolah-sekolah, tentu dulu pun saya gak kalah egois dan idealisnya, eh beberapa bulan sebelum hari ini ketika mereka baru lulus dan ada pula yang masih nyusun skripsi, sidang dll masih belum berubah strategi masa depannya. And, damn!
Setelah mereka tahu perjalanan hidup dan karir saya yang mereka simak di dalam beberapa grup sosial media dan di beberapa artikel sebagai kontributor di beberapa website mereka baru ngeh dan begitu mudahnya mereka bertolak belakang, sekarang banyak di antara mereka yang keloyongan bingung mau berkarir apa dan di perusahaan apa dan dimana?

Bisnis? Mau bisnis apa? Bagaimana strategi bisnisnya dll?

Tentu dalam kehidupan real gak semudah kehidupan rapat dan perdebatan panjang kita dalam organisasi di sekolah atau di kampus, ini kehidupan real. Otomatis mereka memiliki waktu yang lebih sedikit dan kritis dibandingkan adik-adik yang masih memiliki rentang waktu lumayan panjang dan masih bisa kita robah strateginya.

Nah, perjalanan karir, bisnis, dan kehidupan kami jadikan sebagai pelajaran nyata not only as a motivation for you, but you have to find the real strategy for making your dreams come true, not only as a dream but make it come true.

So sebelum terlambat, silakan jawab dan dikusikan pola seperti studi kasus di atas.

Bagaimana prospek karir adik-adik minimal empat tahun dari sekarang? Seperti GARAM apa BBM?

You get the point, right? Make sense, right?

Yuk jawab pertanyaan diganosis yang diberikan dalam gambar, kita diskusikan bareng, Ok? :)

Ajak yang lain bergabung dengan kita di fanspage resmi kami, FREE! :)

Coach Altar King


Warmest Regards,




@A l t a r _K i n g

CEO & Founder



Click Our Web: www.quadrant-intl.com

Send Us Email: quadrant.intl@gmail.com

Official Fanspage: Quadrant International

Official Twitter: @Altar_King & @Quadrant_Intl



Telp/SMS: 0857-9805-0037

WA.: 0896-5751-5981

BBM: 7D5690C6



Bill Gates Class New Education Park, Jl. Raya Citanglar-Surade, KM-03, Sukabumi, West Java, 43179
Author Pengen Kuliah
Dipublikasikan oleh Admin (Quadrant International)

Pengen Kuliah ~ Partner Merangkai Impian
Punya penemuan? atau punya ide menarik? atau punya tulisan/gagasan/pengalaman yang ingin dibagikan? Kirim tulisanmu ke webinfokuliah@gmail.com .
Mau dapet info ter-up-to-date setiap hari? Klik di sini dan temukan pengenkuliah di platform favoritmu!

Post A Comment

Tidak ada komentar :

1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.