#IMud ~ Impian di Kertas Usang

“Selamat atas keberhasilan anda! Anda dinyatakan lulus pada seleksi SBMPTN 2015 pada program studi Hukum UPN Veteran Jakarta”

Aku terkesiap, mataku mengerjap-ngerjap seakan tak percaya dengan apa yang barusan kulihat dengan kedua belah bola mataku. Aku seperti bermimpi, namun rengkuhan peluk hangat Ibuku mampu menjelaskan semuanya bahwa aku tidak sedang bertualang ke negeri impian.
“ Alhamduillah…Selamat ya nak, akhirnya kamu bisa kuliah..” itulah kiranya beberapa potong kata yang Ibu ucapkan, tapi lebih dari itu, tangis di matanya sanggup menggambarkan kebahagiaan yang tak dapat terbeli oleh apapun. Aku menghambur membalas pelukannya.
*
“ Elo ambil jurusan hukum? Gila, passing gradenya kan tinggi. Peminatnya juga banyak, mending yang biasa-biasa aja dari pada sakit hati”. Ucap salah satu teman sekelasku, saat itu kami tengah diminta oleh guru untuk menulis jurusan yang hendak kami masuki di perguruan tinggi nanti. Namun, kalimatnya seketika menohok ulu hatiku, membuatku kembali meragu dengan apa yang telah kutulis di potongan kertas itu; Hukum UI dan Sastra Rusia UI. Tidak hanya teman-temanku, guru-guru di sekolahku pun pernah berkata seperti itu. Aku menjadi pesimis oleh impianku sendiri, apakah mimpiku ini ketinggian? Apakah aku tidak pantas diterima di perguruan tinggi dengan jurusan yang kudamba? Entahlah.
Aku tahu, aku memang bukan berasal dari keluarga yang berada. Jangankan untuk meminta kuliah, untuk bisa makan sehari-hari saja itu sudah sangat kusyukuri. Aku bisa apa, tak mungkin aku meronta minta dikuliahkan oleh kedua orangtuaku, sebab Ayahku hanyalah buruh harian, sementara Ibuku adalah ibu rumah tangga biasa. Maka, setiap kali orang menanayaiku perihal kuliah, aku hanya bisa berkata:
“ Aku ingin kuliah, jika dapat beasiswa nantinya”.
“Kamu nggak kuliah dong kalau kamu nggak lulus beasiswa?” Tanya mereka lagi, dan dengan hati yang kacau aku hanya mampu menggeleng pelan.
 “Aku tidak tahu, mungkin aku akan bekerja saja”.

Tak ada kata-kata setelahnya, hanya sebait do’a yang kurapalkan di setiap akhir sholatku. Aku selalu meminta pada Allah agar Ia memberikan jalan yang Ia ridhoi untukku, sebab Ia lebih mengetahui apa yang aku butuhkan, bukan apa yang aku inginkan.
*
Bulan Januari 2015, teman-temanku sibuk mencari informasi mengenai perguruan tinggi serta berlomba-lomba mendatangi bimbingan belajar di sana-sini agar bisa lolos pada seleksi masuk perguruan tinggi nantinya. Sementara aku hanya bisa meratapi nasibku, entah melanjutkan pendidikan, atau bekerja nantinya.
Keterbatasan ekonomi memang tak seharusnya menjadi alasan untuk menyerah, hal itu banyak kupelajari dari berbagai biografi tokoh-tokoh sukses yang dulunya juga memiliki keterbatasan materi. Hal itu juga bisa kulihat dari kedua kakakku, kakak pertamaku bernama Rizki Baiquni Pratama, yang tahun 2011 lalu mendapatkan beasiswa bidik misi untuk kuliah di jurusan Filsafat Universitas Indonesia. Selain itu, kakak keduaku yang bernama Chitra Sari Nilalohita, ia juga telah berhasil mendapatkan beasiswa bidik misi untuk kuliah di jurusan Pendidikan Guru MI/SD di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013.
Untuk itu aku mengumpulkan berbagai informasi mengenai perguruan tinggi dan bermacam-macam beasiswa. Aku mulai mempelajari buku-buku SBMPTN bekas kakakku, mengulas soal ini dan itu, tak peduli apakah nantinya aku bisa lulus seleksi atau tidak, yang terpenting adalah belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak lupa berdo’a.
*
Sebagai peraih peringkat tiga besar di kelas, guruku menganjurkan agar aku mendaftar SNMPTN, dengan penuh pertimbangan aku memilih jurusan kriminologi UI karena aku ragu untuk menyematkan jurusan Hukum disana. Aku menunggu pengumuman itu, dan menghadapi Ujian Nasional Online yang sudah di depan mata. Selain itu, aku mendaftar beberapa beasiswa, yaitu di Universitas Paramadina, Beastudi Etos, dan juga Beasiswa Depok.
Singkat cerita, tibalah saatnya pengumuman kelulusan Ujian Nasional. Debar jantungku morat-marit menanti hasil kelulusanku. Alhamdulillah, aku dan teman-teman seangkatanku lulus 100%. Terbersit rasa duka di hatiku, kelulusan SMA ini begitu cepat, kini semua teman-temanku telah memilih jalan kehidupannya sendiri, masuk ke perguruan tinggi impian mereka atau ada yang memilih untuk bekerja terlebih dahulu. Terakhir kali kami semua bertemu adalah pada saat prosesi wisuda, dan yang kutahu saat itu adalah beberapa orang temanku yang sudah lebih dulu diterima di IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) yang tidak kuikuti karena untuk biaya pendaftarannya yang senilai dua ratus ribu rupiah, aku tidak punya. Kini, aku pun harus bersabar karena ternyata takdir berkata lain; aku tidak lulus SNMPTN. Sedih? Pasti. Nangis? Jangan tanya. Namun aku mencoba untuk bangkit karena aku punya harapan. Ya, harapan yang terus terbit dan bersinar dengan cerah.
Aku mendaftar SBMPTN, tentunya dengan program Beasiswa Bidik Misi. Sebulan penuh aku belajar lebih giat dari biasanya, latihan soal sebanyak-banyaknya, dan berdo’a siang malam. Ibu selalu menyemangatiku, kakak-kakakku selalu memberikan motivasi agar aku bisa lulus ujian kali ini. Ujian SBMPTN pun kulewati, menyusul kemudian Ujian SIMAK dan UMPTKIN yang juga kuikuti.
Namun program beasiswa Paramadina dan Beasiswa Etos yang sempat kuikuti ternyata tidak lulus. Aku sempat mengurut dada, menghela napas panjang atas semua yang terjadi. Untuk menghibur diriku sendiri, aku sering sekali menulis-nulis ini dalam buku atau ponselku: Tri Ditrarini Saraswati, S.H. Ya, untuk sekedar menghibur diriku dan sebagai motivasi agar aku tidak lelah dan menyerah.
*
Dan tibalah saat itu, hari dimana ketika impian yang pernah kutulis di kertas menjadi nyata. Aku bangun dari tidur siangku, lalu aku menyempatkan diri untuk mandi karena tubuhku terasa amat panas. Setelah itu, aku mencoba mengecek hasil kelulusan SBMPTN melalui komputer di rumahku. Hatiku bergetar, jantungku berdegup lebih cepat dari biasanya. Aku sempat ragu untuk melihatnya, sebab ada rasa traumatik dan takut-takut kalau hasilnya sama seperti SNMPTN lalu.
Tapi Allah memberi kesempatan padaku. Tulisan di layar monitor berkata bahwa aku lulus pada pilihan keduaku di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” pada jurusan Hukum.
Aku mengintip kertas usang yang dulu pernah kutulis impianku, ia seperti mengangguk kecil dan tersenyum padaku.
*

Biodata Penulis :
Namaku Tri Ditrarini Saraswati, saat ini aku tercatat sebagai mahasiswi baru Fakultas Hukum di UPN ‘Veteran’ Jakarta. Aku sangat suka menulis, dan beberapa karyaku telah di terbitkan dalam Antologi Puisi dan Antologi Cerpen di berbagai penerbit heheh. Selain menulis, aku juga suka membaca. Aku suka berbagai macam bacaan, terutama novel yang bergenre horror/horror thriller. Novel kegemaranku ialah novel karangan S. Mara Gd. Jika ingin mengenalku lebih lanjut, aku dapat dihubungi di 085718489715 atau facebook : Triditrarini Saraswati. Terimakasih :v

Si #IMud : Tri Ditrarini Saraswati
Author Pengen Kuliah
Dipublikasikan oleh Admin (Aditia Prasetio)

Pengen Kuliah ~ Partner Merangkai Impian
Punya penemuan? atau punya ide menarik? atau punya tulisan/gagasan/pengalaman yang ingin dibagikan? Kirim tulisanmu ke webinfokuliah@gmail.com .
Mau dapet info ter-up-to-date setiap hari? Klik di sini dan temukan pengenkuliah di platform favoritmu!

Post A Comment

38 komentar :

  1. Selamat ya dek, semoga berkah dan sukses di ilmu hukumnya :)

    BalasHapus
  2. Hasil dari Ketabahan dan ketekunan. selamat ya atas keberhasilannya :)

    BalasHapus
  3. Thx atas artikelnya, sangat memotivasi pembaca xD

    BalasHapus
  4. Keseriusan doa dibuktikan dengan usaha

    Kenyataan datang dari pikiran ketidak-mungkinan kepada orang yang bersungguh-sungguh

    Selamat ya ^_^

    BalasHapus
  5. Kisah yg sangat menarik dan penuh inspirasi :D

    BalasHapus
  6. artikelnya sangat memotifasi dan menginspiratif,hasil dari ketekunan dan kerja keras membuahkan hasil.selamat ya atas keberhasilannya "good luck"

    BalasHapus
  7. Jangan pernah ragu dengan impian muluk yg kita miliki, tak ada yg tidak mungkin karena Tuhan yg Maha memungkinkan segala.
    Selamat ya :)

    BalasHapus
  8. Selamat ya neng saras,,semoga semuanya berkah...
    Perjalanan km masih panjang,jangan lupa selalu berdoa ya..
    Buat mas rizki sama neng chitra kalian the best lah pokoknya...hehehehehe

    BalasHapus
  9. Kereen :-D motivasiny bagus bngt kak ^^ (seharusny aku yg manggil kakak karena aku masih 14 :v ). Aku pnya beberapa krisar, tp jgn tersinggung y :-)
    Yg pertama, pd penulisan dialog (dlm kutip). Segala sesuatu yg ad pd dialog tanda (.),(,),(?),(!) harus berada di dalam tanda kutip.

    Perhatikan cerita kakak td :

    Maka, setiap kali orang menanayaiku perihal kuliah, aku hanya bisa berkata:
    “ Aku ingin kuliah, jika dapat beasiswa nantinya”.
    “Kamu nggak kuliah dong kalau kamu nggak lulus beasiswa?” Tanya mereka lagi, dan dengan hati yang kacau aku hanya mampu menggeleng pelan.
    “Aku tidak tahu, mungkin aku akan bekerja saja”.

    Seharusny penulisan yg benar begini :

    Maka, setiap kali orang menanayaiku perihal kuliah, aku hanya bisa berkata:
    “ Aku ingin kuliah, jika dapat beasiswa nantinya.”
    “Kamu nggak kuliah dong kalau kamu nggak lulus beasiswa?” tanya mereka lagi, dan dengan hati yang kacau aku hanya mampu menggeleng pelan.
    “Aku tidak tahu, mungkin aku akan bekerja saja.”

    Huruf pada sesudah tanda kutip juga harus kecil.

    Penulisan orangtua klo bsa di pisah :-)

    Maaf, aku jg baru belajar penulisan kt. Aku cma mau berbagi ilmu yg telah aku dapatkan dari teman, penulis dan berbagai sumber baik media sosial atau media cetak saja. Terima kasih telah memperbolehkan ku berkomentar :-)

    BalasHapus
  10. subhanallah kisah nyata mba saras sangat inspiratif, ini merupakan janji Allah kepada hambanya yang selalu taat kepada-Nya,,Ud'uni astajib lakum
    "Berdo'a kepadaku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu" (QS. al-Mu'min:60)
    jadi tidak ada yang tidak mungkin, kuncinya DUIT (Doa Usaha Ikhlas Tawakkal)
    semoga sukses dan tetap istiqomah

    BalasHapus
  11. Bagus, Ras. Menginspirasi. :)
    Saya ingin kasih kritikan. Jangan tersinggung ya hehehe... Masih ada kalimat yang kurang efektif. Salah satunya adalah kalimat berikut:
    Aku terkesiap, mataku mengerjap-ngerjap seakan tak percaya dengan apa yang barusan kulihat dengan kedua belah bola mataku.
    Seharusnya, "kedua belah bola mataku" ditulis jadi "kedua bola mataku". Selain kurang efektif, maknanya pun berbeda. Masih ada kesalahan yang lain tapi nggak mungkin dijabarkan di sini hehe.. Maaf ya. Saya juga pemula. Author yang sempat vacuum selama 3 tahun. Hanya ingin berbagi ilmu, Ras. :)

    BalasHapus
  12. Fahmi Satria Utama9 Agustus 2015 pukul 01.07

    nice banget hahahah.... menginspirasi banget, jadi flashback waktu jaman nya SBMPTn. nice ras... keep move on !

    BalasHapus
  13. Selamat ya Saras...semoga Allah SWT selalu memberimu kemudahan & kekuatan lahir bathin dalam perjuanganmu selanjutnya menghadapi berbagai macam kesulitan hidup... ingatlah selalu mereka yang berjasa di belakang panggung kesuksesanmu, terutama orangtuamu... bulatkan tekadmu untuk selalu melakukan kebaikan...jadikan dirimu bermanfaat bagi sesama... insyaAllah hidupmu akan penuh ketenangan...Aamiin..

    BalasHapus
  14. "Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu." Arai-Sang Pemimpi

    BalasHapus
  15. Sangat menginspirasi!
    Semoga sukses kuliahnya ya saras 💕
    Semoga semua impiannya bisa terwujud aamiin
    Btw aku di upn juga lho hehehe

    BalasHapus
  16. Keren... saya juga pernah seperti anda.. tapi dengan semangat, usaha yang gigih dan doa, apapun impian kita insyaallah akan tercapai.. teruskan perjuanganmu, karena ini baru awal.. semangat!!

    BalasHapus
  17. Kerennnn! Sangat memotivasi dan menginspirasi <3

    BalasHapus
  18. Great job! semoga tulisanmu memotivasi banyak orang, Saras. :)

    BalasHapus
  19. Keren bangettt sukses terus yaa

    BalasHapus
  20. Tulisannya bagus secara pribadi termotivasi gua :D sukses ya

    BalasHapus
  21. Sangat dramatis, mengunggah hati. Nice!

    BalasHapus
  22. Sungguh Manisnya hidup akan lebih terasa setelah berlelah lelahan dalam usaha yg penuh kesungguhan, nice story .. :)

    BalasHapus
  23. subhaanallah saras...selamat ya
    sesungguhnya setelah kesulitan pasti ada kemudahan
    salam sukses.

    BalasHapus
  24. Good ! Terus berkarya dan berusaha .. apapun yang terjadi jangan lupa berdoa ..

    BalasHapus
  25. Bagus ras,trs berkarya ya..btw kita satu kampus see you

    BalasHapus
  26. Saraaaasss,,,u'r amazing student,,,setelah kiky,,,citra,,,dan sekarang kamu,,,slalu ada doa dr ibu utk kamu ya ras,,,ayo qta buktikan pd dunia bhwa uang bukan halangan utk kuliah,,bhwa kegagalan di awal bukan alasannutk menyerah,,,ibu tau bgt gmn perjuangan mama km nyekolahin kamu dan kk kamu smpai akhirnya lulus,,dan sekarang,,giliran km ksh yg terbaik utk mama km ya,,love sarass ^_^

    BalasHapus
  27. Mantabbbbbbb,,, kalian luar biasa :)

    BalasHapus
  28. jadii baper bacanyaaa :') .. Selamat yaaaaaaaaaa Sarassss

    BalasHapus
  29. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  30. Kereeeennn!!!!! Semangat kuliahnyaa. Ayok kita berusaha buat meraih impian bareng2:) semangaatttt!!!!

    BalasHapus

1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.