Menjadi Generasi Cerdas: Perlukah Mahasiswa Melek Politik?
Hai para pejuang kuliah! sebagai mahasiswa kamu sadar gak sih kalau mahasiswa punya privilege yang lebih dibandingkan orang lain? Bahwa, ketika kamu menjadi mahasiswa kamu akan punya kedudukan yang lebih dalam hal pengetahuan. Di kampus nanti kita bakalan banyak belajar, tidak hanya di dalam kelas, ilmu pengetahuan itu bakalan kita dapetin juga dari berorganisasi dan diskusi-diskusi terbuka dalam seminar bersama ahli. Dari berbagai pengalaman dan diskusi itu, mahasiswa cenderung memiliki pemikiran yang lebih kritis, inovatif, dan revolutif.
Status Kita Sebagai Mahasiswa
Dengan gaya pemikiran tersebut mahasiswa memiliki peran besar dalam perjalanan transisi demokrasi kita. Seperti sejarah perjuangan mahasiswa di tahun 1998, kalian semua pasti tau, di SMA dulu kita pernah membahasnya di kelas Sejarah iya kan? Sejarah perjuangan itu merupakan prestasi besar untuk mahasiswa lho, karena telah berhasil memberikan perubahan yang lebih baik pada demokrasi Indonesia. Berkat hal ini mahasiswa kemudian dikenal sebagai “Agen Perubahan”.
Well, gelar tersebut bukan semata hiasan di belakang nama, tapi bernilai tanggung jawab lho. Kira-kira sebagai agen perubahan apa sih yang penting dimiliki oleh mahasiswa? Nah.. di artikel kali ini kita akan bahas, salah satunya adalah “melek politik”.
“Hmm tapi, politik itu ribet banget gak sih? Terus males juga belajar politik, tiap tahun ada aja berita di media soal kasus korupsi baru..”
Pandangan kalian tentang politik “ribet dan korupsi” itu gak salah, apalagi memang politisi yang korupsi jumlahnya udah gak bisa dihitung tangan. Tapi pemikiran tersebut, seharusnya tidak menghasilkan kesimpulan untuk menjadi apatis terhadap politik. Sebaliknya fakta dan pemikiran tersebut perlu menghantarkan bahwa kita harus melek politik.
Apa itu Melek Politik?
Dalam pengertiannya melek politik itu bisa dikatakan sebagai sadar politik yang dibarengi dengan memiliki kemampuan literasi politik. Singkatnya, literasi politik berarti kita mampu memahami sistem politik di Indonesia, tentang “bagaimana dia seharusnya bekerja?”.
Dengan memahami itu, kita akan mampu menilai “what is going well” and “what is not going well?” tentunya dalam konteks perpolitikan di Indonesia. Terus nih, kalau kita sudah mampu menilai dan ternyata kita menyadari ada yang tidak berjalan baik di pemerintahan kali ini, maka apakah sebagai mahasiswa kita perlu ikut aksi dan turun ke jalan? Eits, hold up... artikel kali ini bukan mengajak para pejuang kuliah untuk ikut aksi ya.
Karena, keputusan untuk ikut aksi itu bergantung pada keputusan mu masing-masing. Tapi satu hal yang perlu diketahui bahwa terlepas dari peran mahasiswa sebagai agen perubahan, adalah kita sebagai mahasiswa di negara demokrasi memiliki hak untuk dapat bersuara serta berpartisipasi dalam politik.
Bagaimana sih Bentuk dari Sadar Politik?
Nah, semangat untuk berpartisipasi dalam politik ini sebagai bentuk bahwa kamu sadar politik. Langkahnya bisa beragam, yang paling sederhana adalah ikut serta dalam pemilu. Menganalisis visi-misi dan program kerja yang diusung oleh peserta pemilu. Kemudian pilihlah calon pemimpin secara rasional dan ilmiah yang dapat menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Keputusan mu sebagai mahasiswa dalam pemilu juga sangat berharga dan menentukan pada terpilihnya calon pemimpin yang baik.
Tidak hanya di konteks Indonesia saja, melek politik dalam konteks kampus juga penting lho.. Di kampus nanti kamu akan mengenal “Pemira” yakni Pemilihan Raya Mahasiswa sebagai mekanisme demokrasi kampus untuk memilih siapa yang pantas untuk jadi presiden mahasiswa (presma) di kampus mu. Jadi, kalau kamu gak mau melek politik siap-siap aja menerima konsekuensinya untuk dipimpin oleh seseorang yang tidak sesuai keinginan hati.
Sekian dulu artikel kali ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Stay safe, stay healthy, and stay curious, everyone!
Post A Comment
Tidak ada komentar :
1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.