Motivasi Mulu, Mati Lo!
Film 300 merupakan sebuah dokumenter heroik sepanjang sejarah di mana 300 pasukan terbaik dunia di bawah komando Raja Leonidas pada masa itu mengobrak-abrik ratusan ribu pasukan Raja Xerxes.
Tanpa bantuan sihir, tanpa bala bantuan tambahan, kegananasan 300 pasukan ini benar-benar membuat ciut Immortals Legiun (Pasukan Keabadian) yang mereka hancurkan keabadiannya. Nama pasukan itu benar-benar tidak valid!
Beberapa detik sebelum perang dimulai, Raja Leonidas membakar semangat para pasukannya, ingat, hanya beberapa detik sebelum perang dimulai, bukan berjam-jam apalagi dalam setiap saat.
300 pasukan itu bertahan, tidak menyerang, patuh total dengan titah atau komando sang raja mereka padahal di depan jelas-jelas ribuan pasukan dengan senjata lengkap membabi buta menyerangnya.
Pakaian mereka hanyalah celana dalam kulit, sepatu, jubah, helm, perisai, dan tombak serta sebilah pedang.
Tubuh mereka nyaris telanjang tanpa baju pelindung. Kalau itung-itungan logika, mana mungkin akan aman dari tusukan tombak, panah, dan pedang terhadap tubuh mereka?
Detik-detik pertemuan antara tubuh, wajah, dan senjata dari kedua belah pihak semakin nyata dekatnya, namun tetap, Sang Raja dan Komandannya memerintahkan untuk "HOLD" atau "DEFENSE" (bertahan).
Sungguh aneh dan mendebarkan, bisa-bisa langsung modar dicabik-cabik 300 pasukan Leonidas itu kalau begitu caranya.
Nyatanya tidak, mereka membuat formasi Testudo superkokoh, di mana tombak sudah terhunus ke depan semua oleh tangan kanan mereka, sementara tangan kiri mereka menutupi kerumunan pasukannya dengan perisai, nyaris tak ada celah sedikit pun untuk dilalui oleh pasukan musuh.
Dengan lebar dan kokohnya baja perisai yang mereka gunakan dalam formasi testudo, dengan kokohnya otot-otot mereka bertahan dan saling melindungi (sekalipun belum ada penyerangan), dengan uniknya strategi yang mereka gunakan, mereka tetap bertahan.
Ketika musuh menghunuskan pedang dan tombak ke arah mereka, namun naas hanya satu dua yang mampu melewati kokohnya formasi mereka dan ketika terluka langsung diganti oleh yang lain, saling melindungi. Dan ketika tiba musuh sudah tak teratur formasi penyerangan membabi-butanya, ke-300 pasukan itu memberi jeda beberapa detik agar ada nafas untuk menyerang sekalipun masih tidak beranjak formasi, saat itulah mereka berbalik menyerang dengan menghunuskan tombak panjang dan tajam mereka langsung ke jantung musuhnya, yang terlewat langsung dibabad dengan pedang, sehingga tak ada istilah satu nyawa musuh dibiarkan hidup.
Sungguh, ketika melihat tayangan film itu secara berulang, saya selalu terkagum-kagum dengan taktik dan startegi yang digunakan pasukan Raja Leonidas, belum termausk startegi dalam Lembah Neraka, dan di tempat lainnya.
Sekalipun pada akhirnya hampir ketigaratus pasukan itu gugur, setidaknya pasukan Raja Xerxes menyadari bahwa pasukan Leonidas adalah pasukan terbaik, terkuat, dan paling ditakuti dari seluruh musuh jajahannya. Padahal pasukan raja Xerxes sangat lengkap, cangih, kokoh, namun tetap roboh oleh pasukan Raja Leonidas.
Itu hanya satu contoh, ingat hanya satu contoh sejarah di mana strategi adalah nomor wahid untuk memenangkan peperangan, bukan banyaknya motivasi, bukan pula banyaknya latihan, bukan dengan kokohnya otot (dalam kehidupan kita bisa diganti dengan kecerdasan otak).
Dalam dunia karir juga terjadi, di mana dulu saya sendiri pernah diangkat menjadi Manajer Termuda dalam Divisi Pemasaran di sebuah perusahaan padahal masih banyak yang jauh lebih tua, lebih berpengalaman, dan lebih cerdas dibandingkan saya.
Dalam kesempatan lain, kami pun membuktikan diri mampu mengalahkan lulusan S1 dan S2 kampus ternama ketika proses perekrutan karyawan di sebuah perusahaan investasi terbaik dan terbesar di Indonesia, plusnya lagi jabatan yang kami dapatkan sangat ENAK, salari BENGKAK, sistem kerja NIKMAT, fasilitas serba LENGKAP, ah inilah karir idaman, inilah strategi senjata utamanya.
Masih tidak percaya dengan ampuh sebuah strategi mengalahkan kecerdasan otak?
Coba Download Detail Informasi Buku #UWABATL di bit.ly/UWABATLsecara FREE.
Semoga semakin tersadarkan.
Post A Comment
Tidak ada komentar :
1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.