#IMud ~ My Test My Adventure
“ANDA DINYATAKAN TIDAK LULUS SELEKSI SNMPTN 2015”
sebuah kalimat singkat yang memang sudah kuduga bakal keluar sejak awal
akhirnya terlihat jelas di layar handphone-ku. Ya, aku gagal. Aku gagal dalam ‘undian berhadiah’
SNMPTN dan kalimat diatas itu sama aja mengisyaratkan bahwa “Silahkan berjuang
kembali di SBMPTN 2015” benar kan?
Bermodal keyakinan dan keinginan yang besar untuk
kuliah mengantarkanku mengikuti SBMPTN 2015. Jenis ujian yang kutakuti itu kini
harus aku ikuti demi masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Bagaimana aku memulai
semua ini? Bukannya soal soal di SBMPTN nanti soal soal dari SMA? Sedangkan aku
seorang anak SMK kan? Gapapa. Optimis. Apalagi yang harus aku lakukan selain
menyemangati diri sendiri? Semangat Muth!
Aku login ke laman sbmptn.ac.id dan langsung
memulai pendaftaran. Saat itu aku bener bener ga ngeliat Passing Grade atau
apapun, aku hanya mendaftar sesuai dengan Universitas dan Prodi yang benar
benar aku minati. Administrasi Perpajakan (Universitas Brawijaya), Perencanaan
Wilayah dan Kota (Institut Tekhnologi Kalimantan), dan Ilmu Hubungan
Internasional (Universitas Gadjah Mada). 3 universitas pilihanku. Aku tergabung
dalam kelompok ujian IPC (Campuran) yang berarti aku harus mengerjakan soal
soal Saintek dan Soshum ditambah dengan TPA dalam 1 hari. Haha lucu memang anak
SMK yang notabenenya ‘tertinggal’ dalam hal teori materi SBMPTN harus sesegera
mungkin menyusul mempelajari soal soal Saintek, Soshum, dan TPA.
Keyakinanku yang menggebu gebu di awal mulai
terlihat surut sekarang. Bahkan terlihat sangat surut saat aku mulai mati
matian mempelajari materi materi SBMPTN. Bermodalkan materi materi SBMPTN tahun
tahun sebelumnya yang aku download dari internet, latuhan latihan sekaligus
membaca materi materi di zenius, dan hobi bolak balik Grup SNMPTN/SBMPTN buat
ngestalk postingan postingan tentang latihan soal SBMPTN, aku makin ngerasa
semua itu susah. Mana mungkin dalam waktu yang kurang lebih hanya sebulan aku
bisa mempelajari semuanya. Secara otodidak pula. Udah ga mungkin kayanya aku
lolos di seleksi ini, apalagi aku bakal bersaing dengan anak anak SMA. Minder,
ga percaya diri, ngerasa ga sanggup, beberapa kali pengen mundur sempat jadi
beban di otak dalam minggu minggu menjelang SBMPTN. Apalagi aku melihat di Grup
grup yang aku ikuti ada banyak sekali orang orang yang terlihat menguasai
materi SBMPTN.
Namun, dibalik masa sulit untuk melawan
ketidakyakinan diri sendiri keinginanku yang besar untuk masuk PTN kembali
muncul. Aku sangat ingin kuliah, dan aku berpikir kalo aku mau mewujudkan
keinginan besarku itu aku harus berusaha dan seenggaknya sekarang belum telat
telat banget untuk aku usaha. Yap. Akhirnnya semangatku kembali. Layaknya
sebuah semangat dan sebuah harapan kecil yang muncul di tengah kalimat kalimat
“SMK BISA. BISA BISA NANGIS. BISA NGARANG JAWABNYA” hahaha aku kembali
mempelajari contoh contoh soal yang aku download, rajin menyimak ketika ada
forum yang membahas cara mengerjakan sebuah soal, dan mulai menghapal beberapa
kata yang baru aku lihat di TPA. Hingga tak terasa 9 Juni 2015 datang. Hari H
yang ditunggu ribuan orang itu datang juga.
Aku berangkat pagi sekali dari rumah menuju ke
Universitas Mulawarman Samarinda yang menjadi Panlokku. Sudah sangat ramai
disana. Aku bergabung dengan beberapa orang yang tidak kukenal yang ternyata
berasal dari luar Samarinda. Lagi lagi aku harus mendengar percakapan mereka
bahwa setidaknya mereka menguasai 1 materi entah itu Soshum atau Saintek sesuai
jurusannya masing masing di SMA. Jantungku makin ga karuan saking degdegannya
pada saat itu. Tapi sekarang bukan waktunya mundur. Sekarang waktunya aku
mensosialisasikan(?)apa yang kupelajari kemarin. Satu per satu soal ujian
keluar sesuai dengan jamnya. Sekitar jam 15.30 WITA semua peserta dipersilhkan
pulang kerumah. Bukannya lega ujiannya sudah selesai aku makin takut saja
menunggu hasilnya sampai saat orang tuaku bertanya soal ujian aku cuma bisa
jawab “ga tau nanti aja deh liat hasilnya 9 Juli” saking tidak yakinnya aku
saat itu.
Waktu mulai berjalan. Aku sama sekali tidak pernah
membahas SBMPTN dengan siapapun, aku terlalu takut melihat hasilnya 9 Juli
nanti, berbeda dengan SNMPTN kemaren aku sempat pede 100% bahwa aku akan lulus.
1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9 Juli sudah di depan mata. Pengumuman SBMPTN akan
diumumkan tepat pukul 17.00 WIB dan di daerahku berarti pukul 18.00 WITA. Ya,
menunggu waktu berbuka sekaligus menunggu hasil yang dinantikan ribuan peserta.
TENG! 18.00 WITA. Aku tidak langsung membuka
website yang mengumumkan hasil SBMPTN. Aku malah sibuk online di media social dan
melihat status status yang lewat tentang menunggu pengumuman dan tentang
website yang error karena diakses ribuan orang. Entahlah saat itu aku malah
senang websitenya error karena itu artinya aku ga perlu buka pengumumannya
sekarang. Orang tuaku yang saat itu malah terlihat seperti seorang peserta
SBMPTN malah memasang tampang tidak sabar menunggu kapan salah satu dari 11
situs itu bisa diakses. Aku sengaja memperlambat proses buka puasaku agar aku
masih bisa berlama lama untuk tidak membuka pengumumannya, tapi makin aku
memperlambat semuanya makin terlihat cepat. Aku harus kembali mencoba membuka
salah satu dari 11 situs mirror tersebut. Beberapa situs yang kucoba masih
tidak bisa hingga aku memutuskan untuk online lagi. Aku banyak melihat status
dan mendapat kabar bahwa temanku tidak lolos seleksi SBMPTN. Langsung aja saat
ucapan macam “gausah dibuka aja ya pengumumannya. Kayanya ga lolos deh ini”
keluar dari mulutku. Apalagi ketika salah satu temanku yang sangat pintar di
kelas mengatakan dia tidak lolos makin dan makin minder aja. Tapi apapun itu
aku harus menerima hasil usahaku sendiri. Inilah hasil usaha sendiri, jika
gagal pun aku tetap bangga. Mungkin kalo gagal aku bakal langsung daftar UMPTN,
mencoba di kedinasan, atau ya kerja aja. Tapi kan aku sangat berharap banyak di
SBMPTN “dicoba lagi buruan”, suara orang tuaku langsung membuyarkn lamunanku.
Aku kembali mencoba mengakses salah satu situs. http://sbmptn.its.ac.id dan ya terbuka. Aku memasukkan
nomor peserta dan tanggal lahirku tapi hasilnya masih kosong. Aku coba yang
kedua kalinya ternyata pengumumannya berada di bawah. Aku scroll dan tanpa
sadar aku berteriak bahwa aku LULUS. Ya aku LULUS di PTN dan Prodi yang sangat
kuinginkan. Aku bersujud syukur dan tak hentihentinya bersyukur atas apa yang
aku dapat saat ini. Berkali kali aku memperhatikan tulisan yang menyatakan
bahwa aku diterima di Institut Tekhnologi Kalimantan prodi Perencanaan Wilayah
dan Kota. Aku menangis begitu saja. Manusia memang suka menangis saat sedih
maupun bahagia. Tapi cukup, aku tidak boleh berlebihan. seseorang berkata
padaku ini baru awal. Awal dari semuanya, aku belum tau ujian apalagi yang
harus aku hadapi kedepannya. Yap, ini bukan saatnya untuk kita semua berbangga
hati tapi ini saatnya kita mempersiapkan diri untuk memulai sesuatu yang baru.
Sesuatu yang akan kita petik haslnya beberapa tahun kedepan. Sesuatu yang insya
allah bakal menentukan mu dibawa kemana kita nanti. Selamat buat kita semua,
dan buat teman teman yang belum lulus mungkin rezeki kalian sedang menunggu di
tes tes setelah ini. Ambil dan Selamat Berjuang. Good Luck :D
Cerpen by : Muthia Nur IpmasyariTwitter : @MutthiepmasyariAsk.fm : @MutfelthIg : Muthsvly
Si IMud : Muthia Nur Ipmasyari
Kereeeen. Memotivasi banget,sukses yaa :)
BalasHapusSemangat!! Ucap alhamdulillah dulu :D Yapp baru awal tuh. Serap bener-bener ilmu di perkuliahan & join juga organisasinya. Kampus ibarat gambaran kecil dunia luar :)
BalasHapusWah terharu sekali, jadi ingat perjuangan sendiri tahun lalu. Pokoknya harus tetap semangat ya kuliahnya ya. Jgn sampe perjuangannya yg kemarin sia-sia. Semangat!
BalasHapusKereeen mba perjuaangan mu semangaat mu , jadi insiparasi banget nih semangaat nya :D pokoknya kereen deh , maju terus yaaa {} ilysm
BalasHapuskeren nihh :3 jd inget dulu aku jg ga keterima snm tp akhirnya kterima sbm. crita kaya gini bisa jadi motivasi, kalau nanti ada rasa bosen pas kuliah, inget lagi perjuanganmu buat masuk kuliah itu gimana. hehe :) sukses selalu
BalasHapus