Inget! PTN Tidak Menjamin Sukses!





Di pertengahan tahun, biasanya banyak banget anak SMA yang baru anget-anget diwisuda dipersoalkan dengan pertanyaan seputar “daftar kuliah ke mana?”. Dan yang sering bikin gemes, kalau kita gak nyebut PTN favorit “versi masyarakat umum”, kita bakal dipandang sebagai masyarakat yang terpinggirkan secara sosial dan pesimis dalam mendapat restu dari calon mertua. Pernah merasakan? Pernah banget!
                Makanya, gak sedikit dedek-dedek SMA yang sadar gak sadar, tertuntut dengan keharusan untuk masuk ke PTN favorit tanpa memperhatikan apa yang mereka mau dan apa yang mereka suka. Mereka gak mikir mau masuk jurusan apa, yang penteng bisa masuk PTN biar keliatan ningrat dan oon-oon amat.
Emang ada apa sih di PTN? Emangnya pas kita masuk di PTN bakal ada nota kesepakatan, garansi, dan sejumlah jaminan bahwa kita setelah lulus bakal sukses, dapat restu dari mertua, kaya raya, punya yayasan, -----yah minimal---- punya kerja yang gaji setaunnya bisa ngundang Beyonce bareng organ tunggalnya gitu? Kan engga.
Okelah, makin favorit makin keren fasilitasnya, makin bagus budayanya, makin profesional pula staf-stafnya. Tapi buat apasih fasilitas segambreng yang justru malah berujung pada penderitaan karna salah jurusan?
Tapi, ko banyak yah yang ngebet ke PTN-PTN favorit tanpa mempertimbangkan jurusan dan minat personalnya gimana. Kayanya kamu juga punya temen atau minimal dapet cerita deh, ada aja dedek SMA/SMK kita yang daftar ke PTN favorit dengan pilihan-pilihan jurusan yang warbyasa jomplang antara satu jurusan dengan yang lainnya. Mending kalau serumpun, yah minimal dua-duanya di soshum atau dua-duanya di teknik. Tapi kalau pilihan satu daftar ke ilmu filsafat, yang satunya lagi teknik peternakan. Masya Allah dek, kasus begini jangan salahkan netijen kalau mereka nyinyir. Karena ini sangat completely julid-able:(
Sebenarnya itu hakmu untuk memilih ke mana arahmu akan melangkah. Tapi apa gak sayang tuh kamu berjuang mati-matian demi sesuatu yang belum tentu kamu minati?. Hanya karena label negeri nan favorit, kemudian kita mengenyampingkan minat kita dan mempertaruhkan masa depan cemerlang kita ke depannya?
Duh, Fergusooo.. Gak cuman satu dua orang loh yang pas sebelum pengumuman penerimaan aja, tahajuuuuud belasan rakaat, mohon-mohon sama Tuhan biar bisa masuk PTN. Eh giliran kuliah mulai, segala postingan kejumawaan karna masuk kampus favorit, malah berganti menjadi sambatan-sambatan ketidakberdayan, dipadu dengan jatah-jatah bolos yang disikat tiada bersisa, di ruang kelas malah live ig-an, pulang ngampus hedon-hedonnan. Hadeeeeeh.
Ya masih termaafkan lah kalau di dalam kelas ga cemerlang, tapi tercover dengan banyak aktivitas positif di luar kelas. Lha ini, di kelas males-malesan, riwayat keorganisasian kagak ada, disuruh kumpul himpunan mangkir banyak alesan, kerja sampingan cuman nyambat di sosial media, beras sampe ongkos gojek masih ditanggung mamah papah. Ya gimana ya dek? Situ anak Raja Oman?
Mending sih kalau bisa tuntas lulus, setidaknya gak nyusahin staf kampus, bisa langsung kerja lah yah. Lha, ini setelah lulus gak tau mau apa. Wong masuk PTN-nya aja gak minat, ilmu yang nyangkut gak seberapa, pengalaman organisasi hanya bersama mamah-papah-dan-saudara-persusuan, dan prestasinya cuman bisa nyinyir di medsos “p3m3RinTah rEziM dEn9an TingkAt LowOn9an KerJa rEndah”.
Kesel aqutuuuu~
Belum yah nih dedek-dedek mahasiswa dan mahasiswi juga suka julid-julid maha benar ((kek aq)), “Ah, cemen. Indonesia mah gini-gini aja. Penemuannya apa coba di banding orang luar?”
Oke gais. Seperti halnya Amerika dan Jepang, Korea negara yang sekarang sudah genjot banget dengan penemuan super sophisticated-nya, mereka memulai banyak inovasi dari instansi-instansi perguruan tinggi, seperti institut dan universitasnya. Terus hidup kita cuman bisa julid ngerendahin negara sendiri dengan bandingin sama negara luar. Ya Allah, hello!
 Kerasa gak sih kita masih banyak leyeh-leyeh ngecek story ig temen kita yang lagi ngeposting ikan cupangnya. Kita masih banyak ngeluh daripada menghasilkan karya. Kita masih banyak haha hihi ketimbang mempertanyakan masalah apa yang terjadi di masyarakat.
Tapi, tentu kita gak boleh pesimis. Langkah kecil yang bisa kita lakukan terkait pilihan perguruan tinggi, pilih yang sesuai dengan jurusan yang bisa mengakomodasi minatmu untuk lebih berkembang. Karna kalau udah minat dan cinta sama apa yang dilakuin, niscaya karya pun mengikuti, termasuk duit.
Kamu boleh dan sangat sah memilih perguruan tinggi sefavorit apa pun yang kamu mau, asalkan setelah dinyatakan lulus jangan jadi mahasiswa parasit yang setengah persen hidupnya cuman nyambat karena ngerasa salah jurusan.
Sadarlah, sukses itu bukan semata-mata tentang diterimanya kita di PTN favorit. Percuma lulusan favorit kalau keahliannya nihil karena kamunya juga males-malesan kalau belajar. Gak sedikit kok yang kuliah ga pakai embel-embel favorit, tapi hidup mereka jadi favorit masyarakat. Justru apa nanti gak malu, punya gelar sarjana PTN favorit tapi kerja gak lebih oke dibanding anak lulusan SMA/SMK?
So, yang pertama bukan label PTN favorit yang terlebih dahulu kamu kejar, kamu harus mencari tempat kuliah terbaik yang bisa mewadahi bakat dan minat kamu. Kalau kamu minat di politik, kamu bisa pilih FISIP UI, UGM, atau UNAIR. Bahkan, gak harus ketiga universitas itu, kok. Selama fakultasnya masih di jalur minatmu akan jauh lebih baik dibanding kamu nekat ngambil Teknik Pertanian di ITB. Karena lagi-lagi, yang menentukan sukses kan bukan orang kampus, tapi kamu!
Sekian.
Wassalam



Author Pengen Kuliah
Dipublikasikan oleh Admin (Iqbal Ramadhani)

Pengen Kuliah ~ Partner Merangkai Impian
Punya penemuan? atau punya ide menarik? atau punya tulisan/gagasan/pengalaman yang ingin dibagikan? Kirim tulisanmu ke webinfokuliah@gmail.com .
Mau dapet info ter-up-to-date setiap hari? Klik di sini dan temukan pengenkuliah di platform favoritmu!

Post A Comment

Tidak ada komentar :

1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.