Master of None: Master yang sebenarnya tidak master
Ketika kuliah, saya adalah orang yang suka mengeksplor diri. Semua hal saya coba, bahkan pernah saya berkelakar, “Bisa ngga kita adain divisi serba bisa? Entar divisi itu yang bertanggung jawab buat back-up tugas divisi lain yang belum beres”.
Ucapan tersebut bukan tanpa alasan. Hampir semua kemampuan dasar kepanitiaan saya bisa. Menggergaji kayu? Bisa. Bikin surat? Bisa. Desain publikasi? Bisa. Menyusun daftar acara? Bisa.
Awalnya, saya pikir kalau semua hal yang bisa saya lakukan adalah hal yang keren. Saya bisa mengajar, bisa mendesain, bisa motret, bisa edit video, bisa nulis hampir semua jenis tulisan, bisa bikin kerajinan tangan, bisa bahasa asing, sampai pernah berniat belajar coding, untung tidak jadi.
Tetapi, ketika memasuki dunia kerja, hal tersebut hampir tidak berguna. Toh, ketika kita bekerja, tidak mungkin kita yang berada di divisi desain bakal diminta buat presentasikan project pada Client. Atau, tidak mungkin seorang pengembang website diminta untuk mengerjakan video pemasaran sebuah produk.
Nyatanya, julukan Jack of All Trade hanya keren di sebutan saja. Tidak di fungsinya. Ketika teman desainer saya sudah mulai mendalami tentang gaya gambar, saya masih sibuk belajar masking dan coloring video.
Ketika teman desainer saya sudah mencoba-coba bikin sketsa gambar, saya sibuk memikirkan desain UI untuk website yang dikerjakan dalam project. Pada akhirnya, ketika teman saya mengembangkan kemampuannya secara vertikal, saya sibuk mengembangkannya secara horizontal, lalu naik sedikit, lalu ke samping lagi.
Alhasil, saya tidak kemana-mana ketika teman saya sudah jadi kepala bagian desain. Pada akhirnya, semuanya tentang spesialisasi. Tak apa ketika kita belajar semuanya untuk tahu mana yang kira-kira bakal kita selami. Tapi, jangan sampai menyelami semuanya.
Ibaratnya danau, menyelamlah di danau untuk semakin dalam menelusuri, jangan menyelam di laut yang hanya membuat kita menyisir permukaannya saja.
Pada akhirnya, Jack of All Trades atau Master of None hanya julukan yang keren karena lingkungan sekitar kita yang tidak lebih bisa dari kita. Tapi ketika kita sudah masuk ke ranah yang lebih tinggi, kemampuan serbabisa tersebut, bukan kemampuan yang dicari.
Jadi, cari lah apa yang kira-kira selaras denganmu, dan jangan berpaling darinya!
Post A Comment
Tidak ada komentar :
1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.