From Zero to Hero: Kisah Sukses Melati Gunawan dalam Berkarir dan Kuliah Meski berawal dari Ketidakadaan
Sumber: Dok/Pribadi |
Bukan berasal dari kelas atas tapi mampu berkualitas dan naik kelas. Melati Gunawan seorang creativepreneur yang sukses dalam berbisnis ternyata memiliki sejuta kisah inspiratif bagi para pejuang pengen kuliah. Di sini lah beliau mau berbagi kisahnya dalam memperjuangkan kuliah sebagai pilihan hidupnya.
Memilih untuk kuliah
Sumber: https://risetcdn.jatimtimes.com/images
Tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan yang peduli akan pendidikan, teman-teman di sekelilingnya telah memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi selepas lulus SMA. Dan beliau pun menyadari nilai penting kuliah yang dilihatnya sebagai satu-satunya jembatan untuk mengubah hidup. Pada saat itu juga beliau menegaskan untuk melanjutkan perjalanannya ke dunia perkuliahan.
Di kala itu memilih untuk kuliah bukanlah keputusan mudah yang diambilnya. Membaca kondisi keluarganya beliau dihadapkan oleh dua pilihan yakni, untuk kuliah dan membebani keluarga dengan biaya perkuliahan, atau tetap kuliah dan bertanggung jawab pada diri sendiri. Berkat semangat dan tekadnya meskipun berat, beliau tetap memilih berkuliah dengan menanggung bebannya sendiri.
Keberhasilan pertama
Sumber: https://cdn-image.hipwee.com
Mendaftarlah pada jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Tarumanegara. Pilihannya didasari oleh minat dan bakat yang dimilikinya sejak dulu. Jurusan tersebut menjadi satu-satunya pilihan dan ujian pendaftaran pun dapat diselesaikannya dengan baik. Beliau berhasil menjadi peserta dengan nilai terbesar kedua hingga akhirnya mendapatkan potongan harga yang besar untuk biaya masuk kuliah. Pada saat itu uang kuliah bukan sesuatu yang mudah untuk disediakan orang tuanya, maka potongan harga menjadi prestasi tak ternilai pada perjalanan awalnya.
Menyibukkan diri dan jadi produktif
Sumber: https://assets-a1.kompasiana.com
Kuliah di jurusan DKV tentunya membutuhkan biaya yang lumayan. Mulai dari alat-alat untuk menggambar, kebutuhan untuk proyek mulai dari proyek kecil hingga besar, dan itu semua harus mampu terpenuhi. Berangkat dari hal tersebut beliau menyadari bahwa harus melakukan sesuatu yang produktif dalam menunjang seluruh kebutuhannya.
Menurutnya pilihan dalam hidup itu ada dua yakni, jika tidak produktif – menghasilkan sesuatu, maka pasti konsumtif – menggunakan sesuatu. Berjuang untuk hidupnya, beliau memilih menjadi produktif, bekerja keras untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhannya.
Langkah yang diambilnya untuk menjadi produktif adalah dengan bekerja sambil kuliah. Saat itu beliau bekerja sebagai guru yang harus mengajar selama 8 jam setiap harinya. Rutinitas yang dilakukannya setiap hari adalah:
- Bagun jam 5 pagi persiapan berangkat kuliah,
- Kuliah jam 06.00 - 15.00,
- pukul 15.00 - 23.00 mengajar,
- Mulai pukul 23.00 - 03.00 pagi, belajar dan mengerjakan tugas kuliah,
- Dan terus berulang.
Dengan rutinitas yang senantiasa produktif dan disiplin waktu beliau berhasil mendapatkan uang di tiap bulannya mencapai 4 juta rupiah. Dari uang tersebut, beliau kemudian memanajemen uangnya agar dapat memenuhi kebutuhan kuliah. Dalam setiap bulan beliau menabungkan uangnya sebagian untuk membeli transportasi dan meningkatkan mobilitasnya.
Sebab, selama beliau mengajar dan kuliah selalu perlu mengejar-ngejar angkutan umum dan berjalan kaki. Tidak seperti sekarang ojek yang dapat kita pesan dengan mudah hanya dengan sentuhan jari. Dulu beliau sampai pernah dicopet beberapa kali saat naik angkutan umum. Maka pilihan untuk membeli transportasi adalah yang terbaik agar bisa mendapatkan mobilitas yang lebih tinggi untuk mengefisienkan waktu yang dimiliki.
Kerja keras yang terbayarkan
Sumber: https://st4.depositphotos.com
Dengan kesibukan yang dilaluinya serta kedisiplinan waktu yang dimilikinya beliau berhasil menyelesaikan perkuliahan dengan baik tanpa pernah mengulang kelas. Profesionalitas dalam mengajar sejak SMA yang ditekuninya telah melatih mental dan kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Saat lulus pun beliau berhasil membeli mobil yang diinginkannya bukan karena uangnya banyak tapi karena dia mampu berhemat dan mengatur keuangannya. Dan beliau mendapati kemudahan dalam proses wawancara kerja, sebagai buah dari ketekunannya selama bekerja sebagai guru.
“Turn Your Pain into Power” prinsip yang dipegangnya, beliau menjelaskan bahwa semakin banyak pengalaman rasa sakit, yang dialami oleh seseorang maka akan semakin disiplin dan kuat mentalitasnya. Karena beliau pun pernah mengalami hal yang sama seperti disudutkan oleh orang tua murid yang diajarnya, hal tersebut telah menjadi pelajaran berharga dalam membentuk mentalitasnya seperti sekarang.
Pesan untuk pejuang pengen kuliah
Nah temen-temen itu tadi kisah perjuangan Kak Melati dalam memperjuangkan pilihan hidupnya untuk kuliah. Walaupun sulit akan tetapi karena tekad dan usaha yang keras beliau dapat menyelesaikannya dengan baik.
Beliau juga berpesan nih untuk temen-temen pejuang kuliah, bahwa kuliah itu HARUS, selain sebagai jalan untuk mengubah hidup dia juga mampu membentuk critical thinking yang mampu membantu kita problem solving berbagai permasalahan dalam hidup.
Jadi, untuk kalian yang tidak bisa kuliah karena terkendala biaya, jangan berhenti terus berjuang dan bekerja keras karena alam akan membantu ketika kita sudah memaksimalkan usaha kita. Semangat!
Dan terakhir buat kalian yang mau tanya-tanya lebih jauh ke kak Melati boleh hubungi lewat instagramnya di @melatigunawan yaa :)
Punya kisah menarik dan menginspiratif juga? Bisa banget untuk cerita di kolom komentar dan berbagi bersama pejuang pengen kuliah di sini :)
Post A Comment
Tidak ada komentar :
1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.