LULUS SNMPTN DI JURUSAN PROSPEKTIF? INI RAHASIA DAN STRATEGI SESUNGGUHNYA.

Artikel ini tidak ditulis oleh tim Pengen Kuliah. Artikel ini merupakan kiriman dari pihak ketiga. Pengen Kuliah tidak bertanggungjawab dengan isi konten yang ada di dalamnya. Silakan hubungi pihak penulis konten ini apabila diperlukan.
LULUS SNMPTN DI JURUSAN PROSPEKTIF? INI RAHASIA DAN STRATEGI SESUNGGUHNYA.

SYARAT & KETENTUAN DALAM ARTIKEL STRATEGI INI:
  • Baca dan Pelajari Sampai Rampung Artikel Ini, Jangan Ada yang Terlewat agar Ditemukan Strategi Dasarnya
  • Baca dan Pelajari Total Buku Digital Perdana Saya “Rahasia-Rahasia Terlarang #TembusSNMPTN di PTN & Jurusan Prospektif dengan CEPAT & BENAR”
  • Mohon Ijin untuk Mempelajari Contoh Riset di Bawah Via Komentar dengan Format:



"Hi, Coach Altar King dan Tim Quadrant International, saya ijin mempelajari contoh riset di atas."


Kita Mulai...



SNMPTN sebentar lagi, apa yang sudah kita lakukan untuk menembus sebagian impian hidup kita yaitu tembus di PTN yang kita idamkan? Di e-book perdana saya "Rahasia-Rahasia Terlarang TEMBUS SNMPTN di Jurusan Prospektif dengan CEPAT & TEPAT" telah dijelaskan dengan sangat detail bagaimana cara CEPAT dan TEPAT memilih Jurusan Prospektif (bukan Jurusan dan PTN Favorit). Intinya untuk tembus di SNMPTN adalah kita fokus "mengotak-atik" OPPORTUNITY (PELUANG) masuk PTN berdasarkan banyak hal dengan hal substansialnya adalah Kalkulasi Nilai Raport. Perhitungan seperti apakah yang dijadikan acuan dalam Nilai Raport untuk TEMBUS SNMPTN? Banyak hal namun sungguh tidak sesederhana yang kita bayangkan. Misal, tiap tahun selalu terjadi banyak siswa jenius termasuk siswa Juara Umum serta siswa dengan predikat nilai UN tertinggi senasional pun sering gagal dalam SNMPTN, artinya nilai yang diambil dalam kalkulasi raport siswa dari semester 1-5 ditambah nilai UN bukan langsung dihantam dijadikan patokan berdasarkan nilai rata-rata per pelajaran serta rata-rata total, bukan! Banyak hal yang terlewatkan, kalau memang iya seperti itu kenapa siswa-siswa pilihan tadi bisa gagal? Padahal 'kan untuk SNMPTN murni hanya mengandalkan nilai raport, waktu pelaksanaan lebih awal dan lebih cepat, porsi secara persentase masuk PTN-nya jauh lebih besar serta ya lebih mudah dibandingkan Ujian Tulis. What's wrong there? Apakah memang siswa-siswa pilihan itu ditakdirkan untuk "sial" dalam SNMPTN? Sementara faktor "cuan" hanya menghampiri mereka yang di bawah siswa-siswa pilihan? Ah, tak boleh seburuk itu kita memberikan hipotesis 
Well, begini strategi dasarnya (ingat, catat baik-baik, segera evaluasi dan praktekkan untuk persiapan real diri sendiri). Pertama, please (saya selalu bawel) kesampingkan dulu masalah jurusan dan PTN Favorit, itu hanya masalah gengsi. Jurusan Favorit belum tentu prospektif, begitu juga jurusan yang sepi belum tentu suram masa depannya. Ingat, untuk strategi pertama fokus ke Jurusan Prospektif bukan favorit (biasanya mayoritas jurusan favorit itu membludak peminatnya sehingga peluang masuknya terlihat ngeri), masalahnya 'kan SNMPTN hanya datang sekali seumur hidup kita bukan? Lha, kalau sudah gagal di target Jurusan Favorit nangislah kita dan harus lebih berdarah-darah mempersiapkan segalanya di Ujian Tulis PTN yang rasanya swear mengalahkan kripik-kripik Maicih paling pedas sekalipun!
Pertanyaan selanjutnya sederhana, bagaimanakah memilih jurusan prospektif? Untuk menjawab pertanyaan ini silakan Adik-adik jawab terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan dasar diganosis dari kami berikut ini:
  1. Setelah Kuliah mau berkarir dan atau buka usaha apa serta dimana? Di kota atau di desa daerah sendiri?
  2. Bagaimana perkembangan terkini hingga empat tahun ke depan dari sekarang (minimal) untuk daerah target tempat kita berkarir dan berbisnis nanti?
  3. Apa yang paling dan selalu dibutuhkan oleh market share target (pangsa pasar/masyarakatnya) di tempat berkarir dan berbisnis nanti?
Mungkin di antara adik-adik yang nyeletuk berujar, "Ah Kak, ngapain harus spesifik kayak di atas, toh nanti umumnya berkarir sering tidak berhubungan dengan yang kita planingkan, banyak yang melesetnya." Maka saya langsung menjawabnya, "Diplanningkan saja banyak yang meleset, apalagi tidak sama sekali, bukan?" Sekarang mari kita ambil ilustrasi real. Misal kita ambil contoh kasus untuk daerah saya sendiri di Sukabumi Selatan-Jawa Barat, mayoritas siswa di daerah kami mengubah pertanyaan diagnosis di atas menjadi pernyataan "Saya akan bekerja berdasarkan apa yang saya sukai saat ini." Saya rasa kebanyakan juga seperti itu, bukan? Emang apakah ada yang salah? Tidak juga, namun faktor wajib yang harus diperhatikan adalah, "Siapakah pangsa pasar adik-adik nanti (market share/masyarakat)?" Contoh di daerah saya itu mayoritas siswa setiap tahun setelah lulus PTN/PTS itu ya jadi GURU/PENGAJAR, PERAWAT, dan BIDAN. Silakan Adik-adik perhatikan ketiga bidang tersebut. Apakah ada yang salah? Mari kita cek.

Kebanyakan dari para sarjana muda tersebut adalah lulusan universitas ternama dengan jurusan favorit (menurut mereka sendiri) namun pada akhirnya mereka lupa prospektifnya, sehingga menyengsarakan kehidupan di masa depannya. Di daerah saya itu tidak ada sekolah bertaraf internasional (ingat, yang jadi fokus adalah sekolahnya bukan kelasnya), sekalipun ada sekolah yang menyediakan kelas bertaraf internasional secara kapabilitas itu belum layak (kebetulan kami di Quadrant International keluar masuk sekolah-sekolah untuk memberikan kerjasama, survey, dan riset secara langsung). Apa hubungannya sekolah bertaraf internasional dengan ketiga bidang di atas (GURU/PENGAJAR, PERAWAT, dan BIDAN)? Ingat, untuk bekerja di sekolah reguler (bukan bertaraf internasional atau minimal nasional plus) ya statusnya adalah HONORER (mohon maaf sekali tidak ada maksud kami untuk menyinggung dan merendahkan pihak tertentu, ini kami jadikan referensi setidaknya minimal adik-adik tahu arah hidup yang real ke depannya, sekali lagi sungguh kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila ada pihak yang merasa tersinggung bahkan tersakiti). Begitu pula dengan status PERAWAT dan BIDAN yang berkarir di tempat kesehatan semisal Rumah Sakit, Puskemas, dsj, statusnya tetap sebagai HONORER. Perlu saya sebutkan juga berapa salari HONORER? Ah rasa-rasanya tidak penting toh adik-adik sendiri sudah lumrah mengetahuinya, bukan? Dan percayalah mungkin ada orangtua atau saudara adik-adik sendiri yang menekuni jabatan ini saat ini? Jujur, saya sudah pernah menjalaninya. Di kampung itu ya identik dengan target mengejar status PNS. And you know how long to take process for this goal (PNS)? And you know how many people do worse way for taking this dream (PNS)? Terlalu lama dan terlalu banyak orang yang melakukan cara-cara "TIDAK MANUSIAWI" untuk menjemput impian sebagai PNS. Untuk lebih jelasnya silakan baca ebook perdana saya ya.
Kembali ke topik, apa hubungannya dengan sekolah berstandar internasional? Adakah OPPORTUNITY dari ketiga bidang tersebut selain sebagai pengajar honorer di sekolah-sekolah dan tempat kesehatan? Jelas sekali ada, misal untuk lulusan kependidikan atau yang ingin mengajar (jadi guru) Adik-adik bisa memanfaatkannya sebagai tenaga pengajar profesional di sekolah bertaraf internasional (minimal sekolah nasional plus). Lha, apa bedanya dengan sekolah-sekolah reguler? Kalau adik-adik berkarir secara profesional (sebagai pengajar) di sekolah bertaraf internasional Adik-adik nanti lebih tepatnya gak disebut sebagai guru, tapi sebagai karyawan profesional, kenapa? Karena sistemnya sudah resmi sistem kantoran seperti perusahaan. Misal, Adik-adik mengajar di sekolah sebut saja BINUS International School Serpong, BSD City, Tangerang Selatan (tempat saya dulu tinggal sekeluarga dan bekerja di salahsatu perusahaan bonafid di bidang investasi) misalkan, ya Adik-adik resmi ngantor seperti orang kantoran umumnya, masuk jam 8 pagi pulang jam 5 sore, bekerja dari Senin hingga Jumat, rutin seperti itu. Dan di sana gak ada istilah honorer, toh langsung resmi karyawan (masalah karaywan tetap dan bukannya itu bergantung sistem yang berlaku di setiap sekolahnya). Masalah salari? Ah gak usah disebut deh yang jelas bengkak! Jauh melebihi honorer di sekolah-sekolah reguler. Gak percaya? Coba aja melamar ke sekolah-sekolah bertaraf internasional dan jadilah karyawan profesional di sana. Makanya kembali ke pertanyaan dasar, "Dimana target Adik-adik berkarir dan berbisnis?" "Siapa pangsa pasarnya?" Dan pertanyaan diagnosis lainnya yang ada di atas.
Satu hal pasti, berbicara karir ya ujung-ujungnya berbicara bisnis. Kalau sudah berbicara bisnis di era kini dan masa depan kita tidak boleh hanya fokus pada apa yang kita gemari, apa yang kita sukai, atau apa yang menjadi hobbi dan minat kita (passion diri kita). Kalau mau buka bisnis dan bisnisnya jalan dengan cepat serta beromset pesat, ya bukalah bisnis berdasarkan apa yang masyarakat (market share) butuhkan dan inginkan, bukan apa yang kita inginkan. Kenapa? Sebagus apa pun produk kita nanti kalau gak dibutuhkan masyarakat buat apa? Selain itu apalagi? Bukalah bisnis berdasarkan kebutuhan mendesak dan selalu digunakan masyarakat, tujuannya apa? Agar nilai jualnya mahal, kalau sudah mahal ya kita bisa punya untung besar. Sekarang mari kita cek untuk ketiga bidang di atas di daerah kami, Sukabumi Selatan, faktanya memang ketiga bidang tersebut dibutuhkan masyarakat namun sudah tidak terlalu urgent sifatnya dan lebih parahnya lagi tidak sesuai dengan SUPPLY AND DEMAND. Apa akibatnya? Ya adik-adik tahu sendirilah kalau ketiga bidang tersebut sudah membludak pasti nilai jualnya sangat murah, makanya nilai ketiga bidang tersebut sangat murah di daerah kami, apalagi statusnya HONORER. Ini sama dengan garam yang dijual di pasaran, selalu dibutuhkan sih iya, tapi 'kan harganya murah sekali. Masuk akal?

Lalu bagaimana strategi lainnya selain sebagai karyawan profesional di sekolah bertaraf nasional plus atau internasional (andaikan Adik-adik tidak lolos melamar ke sana atau di daerah adik-adik tidak ada sekolah bertaraf elit tersebut). Anggap adik-adik ngotot ingin berkarir sebagai pengajar di sekolah-sekolah reguler (misal dengan tujuan mengabdi murni tidak membahas materi), ya bisa tuh memanfaatkan waktu sore hingga malam dengan membuka kelas Les, Privat, Kursus, atau Bimbingan Belajar dengan syarat selalu bukalah bisnis berdasarkan apa yang market share butuhkan. Misalkan siswa-siswa di daerah adik-adik butuh les Bahasa Inggris, Matematika, Komputer dsj maka bukalah lembaga yang memuat pembelajaran seperti itu dengan kualitas lebih baik dari yang ada di sekolah-sekolah siswanya. 'Kan jadi uang real, mahal lagi, masuk akal? Nah untuk yang ini analoginya sama dengan garam Beryodium yang dijual di Supermarket, dibutuhkan iya, mahal juga iya, bergengsi juga iya, keren kan? Make sense?
Sekarang, baru kita murni berkeringat membahas SNMPTN (yang tadi dasar-dasarnya), ya kalau dasarnya salah sudah pasti sengsara ke sananya . Sesuai permintaan banyak siswa dari berbagai SMA/SMK/MA se-Indonesia yang konsultasi via BBM dan Fanspage maka kami resmi meluncurkan contoh riset kami dalam Program BImbel Platinum & Blitz for SNMPTN Preparation (nilai raport) dengan mengambil sampel salahsatu siswa program tersebut (jarak jauh dan online). Di contoh ilustrasi ini siswa berada di daerah Jawa Tengah sementara kantor kami (Bimbel Quadrant International ada di Sukabumi Selatan-Jawa Barat), dan ini hanyalah salahsatu sampel siswa jarak jauh dan online yang mengikuti program tersebut. Well, mari kita fokus. Di file gambar yang sudah kami sertakan (upload) di bawah ini ada dua format hasil riset, yaitu Riset Tahap-1 dan Riset Tahap 2 dengan total hasil Riset seperti ini ada 3 (berarti siswa ini hanya butuh satu hasil riset terakhir untuk finishing menembus SNMPTN). Hasil riset ini hanyalah rekomendasi, tidak ada jaminan, namun karena sifatnya riset maka metodenya benar-benar realitis, murni ada formula hitungannya, dan sudah teruji.

Well, kita lanjutkan membongkar strateginya ya.
Silakan simak contoh riset update salahsatu siswa bimbingan Program #TembusSNMPTN kami di link berikut.

Download Contoh Kebutuhan Riset #TembusSNMPTN di link:
Dalam SNMPTN itu memang fokus dengan nilai raport sebagai hal dasarnya, ada dua teknik yang harus diikuti untuk riset tahap dasar ini yaitu:
Pertama teknik berdasarkan aturan resmi Panitia SNMPTN di mana untuk aturan induknya hanya melibatkan Mapel yang di-UN-kan saja tidak melibatkan mapel pelajaran lain apalagi mapel dari kelas 10-12. Itulah makanya di contoh riset pertama sampel salahsatu siswa kami hanya melibatkan enam mapel UN saja. Beda dengan di riset kedua di mana kami di sana melibatkan seluruh mapel dari kelas 10-12 karena dalam fakta di lapangan tiap PTN memiliki kebijakan dan aturan yang berbeda.
Lalu bagaimana langkah selanjutnya, apa yang harus dilakukan? Begini, langkah pertama silakan hitung dulu nilai rata-rata total semua mapel yang di-UN-kan tadi, berapa saja nilai akhirnya? Cek lagi contoh riset yang diberikan. Dapet kan? Nah setelah itu bagaimana? Masuk ke teknik selanjutnya yaitu teknik kedua.
Dalam teknik kedua kita fokus menemukan dan mengotak-atik nilai GAP (selisih) di mana untuk contoh riset tahap pertama ini masih standar hanya melibatkan satu GAP saja. GAP di sini kita fokus nyari selisih tiap nilai antarsemester dan antartahun. Tujuannya buat apa?
Begini, sekarang setelah dilakukan kalkulasi Teknik GAP dapet dong nilai GAP yang besar dan positif di antara enam mapel di dalam riset ini? Yup, so fokuslah ke mapel yang memiliki nilai GAP besar dan positif, mapel apa saja? Misal hasilnya adalah Mapel Biologi dan Kimia, maka inilah langkah gurih yang harus ditempuh selanjutnya.
Carilah jurusan yang berhubungan dengan Biologi dan Kimia dalam rayon yang sama dengan rayon kita. Apakah sudah selesai? Tidak, carilah jurusan di rayon yang sama dengan tingkat peluang lumayan besar bahkan bisa snagat besar. Darimana tahunya? Cek Daya Tampung (Kuota) yang jumlahnya besar namun memiliki jumlah peminat (saingan) sedikit atau tidak terlelu banyak. Ingat, kita saingannya senasional lho secara luasnya, lebih spesisifiknya ya satu rayon.
Itulah makanya banyak siswa yang salah kaprah dalam menentukan jurusan dalam SNMPTN, mereka selalu bertanya begini, "Kak kalau mau ambil jurusan A dan B di PTN X dan Y mapel apa saja yang harus besar nilainya?" Bukan begitu pertanyaan dan metodenya, tapi dibalik fokus dulu ke kalkulasi nilai raport dan GAP-nya seperti metode di atas barulah fokus ke jurusan yang akan dibidik.
Dalam tiap kasus yang kami selidiki selalu seabreg jurusan PROSPEKTIF memiliki Daya Tampung lumayan besar namun sangat sedikit peminat bahkan banyak juga yang benar-benar NOL peminat.
Kenapa bisa terjadi? Karena banyak siswa terlalu fokus dengan label gengsi dan favorit tidaknya suatu jurusan/fakultas dan PTN-nya sehingga sangat banyak jurusan sepi peminat padahal memiliki prospek sangat cerah dan bisa lebih cerah ketika diasah sejak sekarang.
Beda dengan jurusan favorit selalu membludak padahal banyak yang gak prospektif.
Selain itu juga banyak yang benar-benar NOL peminat karena banyak jurusan yang baru sehingga memang belum diketahui oleh siswa, namun kalau tahun kemarin banyak jurusan NOL peminat di PTN favorit bisa ditebak tahun ini akan lumayan membludak karena biasanya PTN favorit itu cepat membludaknya.
Kesampingkan dulu masalah gengsi dan favorit, ke depankan masalah PROSPEKTIF itu jauh lebih baik. Ingat, bagaimana pun juga adik-adik jauh lebih siap untuk sukses dalam SNMPTN dibandingkan harus gagal, bukan?
Silakan ikuti metode strateginya, semoga bermanfaat ya.
Di Riset Tahap-1, siswa ini diberikan hasil Jurusan apa yang DIREKOMNDASIKAN untuk diambil berdasarkan hasil kalkulasi nilai raport sederhana (dikatakan sederhana karena hanya mencakup beberapa mapel yang diinput/masih dalam tahap penyempurnaan maka Riset Tahap-2 dan Riset Tahap-3 sebagai peng-UPGRADE-nya). Di dalam hasil Riset Tahap-1 ini pula siswa diberitahukan hasil pemilihan jurusannya apakah sudah sesuai peraturan SNMPTN atau tidak, satu rayon dengan daerah provinsi sekolah siswa atau tidak, dan ketentuan-ketentuan lainnya. Selain dari itu di hasil Riset tahap-1 ini pula siswa diberitahukan jurusan yang diambil data Kuota dengan Peminatnya, jadi setidaknya siswa memiliki gambaran bagaimana tingkat "kesengitan" persaingannya di SNMPTN nanti secara nasional. Untuk informasi selengkapnya silakan adik-adik jadikan bahan pembelajaran real dengan cara langsung mendownloadnya ya, wajib ijin dulu ke kami karena ini sifatnya Riset Tertutup tidak untuk publik. Tenang, kualitas gambarnya snagat bening, jenrih, dan benar-benar nyaman di mata untuk dipelajari.
Nah, di Riset Tahap-2 semakin diperbaiki dengan banyak hal UPGRADE di dalamnya, misal Mata Pelajaran yang dimasukkan adalah semua mata pelajaran yang ada di sekolahnya mulai kelas 10-12 serta mulai dari semester 1-6 (di Riset Tahap-2 masih menggunakan semster 1-4). Mungkin adik-adik bertanya, "Kok bisa muncul semester 4? Kan kita belum ada atau belum keluar tuh semester 4?" Tenang, kami sudah memiliki sistem kalkulasi sederhana dan logis kok kenapa semester 5 dan 6 muncul. Intinya sudah sesuai dengan peraturan SNMPTN resmi, jadi benar-benar legal . Nah di Riset Tahap-2 ini pula kami memunculkan kalkulasi lengkap yaitu melibatkan nilai rata-rata raport tiap mapel, rata-rata raport total, serta rata-rata rasio juga selisih nilai antarsemster dan antartahun atau yang disebut GAP, nah inilah yang selalu dilewatkan oleh seabreg siswa dalam SNMPTN sehingga sering si jenius gagal tembus PTN dalam SNMPTN. Dalam hasil Riset tahap-2 ini pula siswa diberikan rekomendasi jurusan-jurusan PROSPEKTIF yang bisa diambil dalam SNMPTN berdasarkan data real hasil kalkulasi nilai raport total serta dengan angka GAP yang besar dan Positif kemudian dihubungkan dengan fakta real Daya Tampung (Kuota) berbanding jumlah Peminat (Saingan) tahun 2014 (hot and update). Jadi harus benar-benar berhubungan, dan hasilnya amazing! Dalam report tersebut sangat banyak sekali jurusan PROSPEKTIF yang memiliki PELUANG MASUK (OPPORTUNITY) besar dari data real Kuota berbanding Peminatnya untuk tiap jurusan di satu rayon target siswa. Jadi, gak sembarangan maen hantam. Nah setelah itu kami akan membiarkan siswa untuk memilah dan memilih maksimal 12 jurusan dari jurusan total yang direkomendasikan untuk kita ambil serta dilengkapi dnegan Nilai Rata-Raport Target Jurusan dan PTN siswa. Benar-benar sesuai dengan peraturan SNMPTN resmi. Nah, dari sini sangat jelas nanti apakah siswa tersebut "LAYAK" masuk atau tidaknya.
Itulah yang kami sebut PROSPEKTIF, REALISTIS, ILMIAH, serta memiliki OPPORTUNITY BESAR!
Ingat, IMPIAN BOLEH SELANGIT, NAMUN AKSI DAN STRATEGINYA WAJIB MEMBUMI!
IMPIAN BOLEH TIDAK LOGIS NAMUN AKSI DAN STRATEGI WAJIB REALISTIS!
IMPIAN ITU GRATIS, BUT NOT FOR ACTIONS!

Terakhir, karena kita MANUSIA, maka AKSI dan STRATEGI yang kita gunakan WAJIB MANUSIAWI!


Salam,

Coach @Altar_King

============================================
CONTACT US:
Website: bit.ly/BIMBEL
Email: quadrant.intl@gmail.com & altar.king@live.com

Official Fanspage: FB.com/Quadrantinternational
Official Twitter: @Altar_King & @Quadrant_Intl

WA: 0896-5751-5981, SMS: 0857-9805-0037, BBM: 7D5690C6
============================================
Author Pengen Kuliah
Dipublikasikan oleh Admin (Quadrant International)

Pengen Kuliah ~ Partner Merangkai Impian
Punya penemuan? atau punya ide menarik? atau punya tulisan/gagasan/pengalaman yang ingin dibagikan? Kirim tulisanmu ke webinfokuliah@gmail.com .
Mau dapet info ter-up-to-date setiap hari? Klik di sini dan temukan pengenkuliah di platform favoritmu!

Post A Comment

Tidak ada komentar :

1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.