Produktif Berujung Toxic

Apakah kamu pernah merasa kelelahan ketika seharian penuh melakukan kegiatan-kegiatan yang kamu anggap “produktif”?

Apakah kamu pernah belajar berjam-jam tanpa henti dan mengesampingkan kebutuhan makan, minum, bahkan merasa bersalah untuk beristirahat sejenak?

Atau apakah kamu tidak memiliki waktu luang bersama keluarga, teman, dan pacar karena terlalu sibuk untuk membahas soal-soal UTBK?

Jika kamu pernah mengalaminya, maka kamu harus berhati-hati. Karena mungkin saja tanpa sadar kamu sudah terjebak dalam toxic productivity. 

Menurut Dr. Julie Smith, seorang psikolog dari Inggris, toxic productivity adalah obsesi untuk melakukan hal yang produktif sepanjang waktu  dan merasa bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal untuk produktif. Menjadi produktif tentu hal yang baik. Akan tetapi, setiap hal yang kita lakukan harus memiliki batasan termasuk produktivitas. 

Orang-orang yang sedang mengalami toxic productivity sulit mengontrol dirinya sehingga kewalahan untuk mencapai suatu hal dan lupa istirahat. Mereka cenderung bekerja secara ekstra bahkan ketika hal tersebut tidak diperlukan. Produktivitas yang berlebihan ini akan berdampak bagi kesehatan fisik maupun mental.  

Namun, jangan khawatir. Setiap permasalahan pasti memiliki solusi termasuk masalah toxic productivity. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi kebiasaan toxic productivity.

1. Buat Peraturan Untuk Diri Sendiri

Ketika pikiran kamu dipenuhi oleh pekerjaan, maka akan sulit bagi kamu untuk memberikan waktu untuk hal lain yang juga sama pentingnya. Buatlah beberapa peraturan yang harus dipatuhi untuk menjaga kestabilan waktu belajar kamu. 

Misalnya, kamu menentukan batas waktu belajar selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit dan lanjut belajar lagi selama 25 menit. Kamu juga bisa membuat peraturan seperti tidak boleh menggunakan smartphone saat makan, istirahat 8 jam perhari, dan lain-lain.

2. Work Smart

Bekerja keras adalah hal yang baik untuk dilakukan namun efektivitas dalam bekerja juga harus dipertimbangkan. Misalnya jika ada hal yang dapat di diskusikan lewat gmail ataupun WA maka kamu tidak perlu repot-repot mendiskusikannya lewat zoom meeting. Sehingga kamu tidak perlu mengorbankan waktu dan tenaga untuk melakukan meeting

3. Terapkan Mindfulness

Mindfulness adalah cara kita untuk fokus terhadap momen dan emosi yang dirasakan saat ini serta menerima apa yang sedang terjadi tanpa menghakimi. Dengan mindfulness kamu bisa mulai memahami apa yang benar-benar kamu butuhkan dan terhindar dari kebiasaan produktif yang berlebihan.

4. Jangan Lupa Istirahat

Tak jarang istirahat diabaikan karena terlalu sibuk meningkatkan produktivitas agar sampai ke tujuan yang diharapkan. Padahal istirahat itu penting banget lho untuk mengisi ulang energi dan menenangkan pikiran kamu. Dengan beristirahat kamu dapat memperbaiki mood kamu sehingga lebih semangat belajar dan lebih produktif.

Setiap orang pasti ingin melakukan yang terbaik bagi dirinya. Melakukan hal produktif bukan hal yang salah. Namun, memaksakan diri kamu untuk terus produktif dan mengabaikan kesehatan adalah kesalahan. Gapapa kok istirahat sebentar, kamu bisa lanjut belajar sebentar lagi. Tubuh kamu juga butuh istirahat. 

Jangan sampai ambisi kamu membuat kamu terjebak dalam toxic productivity ya, sobat pejuang kuliah. Tetap semangat dan jaga kesehatan. Kamu juga boleh banget baca artikel Lifehack Nugas ini untuk membantu kamu nugas dengan cara yang lebih efektif.  Jika pejuang kuliah memiliki tips lain atau ingin sharing boleh banget ya untuk komen di kolom komentar.


Author Pengen Kuliah
Dipublikasikan oleh Admin (Sofi Damanik)

Pengen Kuliah ~ Partner Merangkai Impian
Punya penemuan? atau punya ide menarik? atau punya tulisan/gagasan/pengalaman yang ingin dibagikan? Kirim tulisanmu ke webinfokuliah@gmail.com .
Mau dapet info ter-up-to-date setiap hari? Klik di sini dan temukan pengenkuliah di platform favoritmu!

Post A Comment

1 komentar :

  1. Yass setuju, pkonya dlm produktivitas motivasinya harus bener dulu. Ngerjain ini dan itu untuk apa? Kalo untuk terknal dan gengsi coba koreksi karna bakal jdi beban ke diri sendiri

    BalasHapus

1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.