Stoisisme: Filosofi yang Bisa Membuat Kuliahmu Lebih Bahagia
Sebagai mahasiswa, apakah kamu familiar dengan kata-kata "burn out", "stres", dan "hampir gila"? Kalau iya, jangan khawatir! Perasaan-perasaan tersebut wajar, kok, dialami mahasiswa. Deadline, tugas, dan kehidupan sosial memang bisa mengintimidasi. Belum lagi, sebagai mahasiswa usia kita mulai mendekati quarter life sehingga rentan terhadap quarter life crisis. Hayo, siapa yang sering insomnia gara-gara mencemaskan masa depan? source: YouTube, Aperture
Bagi teman-teman mahasiswa yang sedang struggling dengan hal-hal di atas, tidak ada salahnya kamu berkenalan dengan filosofi stoisisme. Sempat dipopulerkan oleh buku berjudul "Filosofi Teras" karya Henry Manampiring, apa, sih, stoisisme itu? Yuk, simak artikel ini hingga selesai untuk menemukan solusi masalahmu!
Berkenalan dengan Stoisisme
Stoisisme merupakan aliran filsafat yang memiliki pandangan bahwa kita harus fokus terhadap apa yang bisa kita kontrol dan merelakan apa yang berada di luar kendali kita. Hal-hal yang tidak bisa kita kontrol seharusnya tidak boleh memengaruhi kebahagiaan kita. Aliran ini pertama kali dikenalkan oleh Zeno pada awal abad ke-3 SM di Athena. Stoisisme menjadi begitu populer, bahkan dianut oleh salah satu kaisar Romawi, Marcus Aurelius. Sebagai analogi, bayangkan ada seekor kucing yang diikat pada sebuah gerobak yang berjalan. Si kucing memiliki dua pilihan: berjalan santai selaras dengan gerobak sambil menikmati pemandangan, atau secara sia-sia memberontak dan berusaha berlari ke arah lain hingga tercekik. Analogi tersebut mengingatkan bahwa kita kadang terlalu memusingkan hal-hal di luar kendali kita sehingga menyiksa diri sendiri dan tidak memaksimalkan potensi yang bisa kita raih. Sebagai mahasiswa, kamu juga bisa menerapkan prinsip yang sama, lho!
Masalah Perkuliahan di Luar Kendalimu
1. Nilai
2. Sikap Dosen
Pernah berhadapan dengan dosen yang killer sampai membuat suasana kelas jadi mencekam? Atau sebaliknya, dosenmu terlalu pasif hingga materi sulit dimengerti? Rasanya memang menyebalkan sekali, bukan? Namun, lagi-lagi sikap dosen bukanlah kesalahanmu. Mengeluh tidak akan membuat sikap dosen tersebut berubah.
3. Pendapat Teman
4. Masa Depan
"Gimana kalau soal UAS nanti susah?", "Teman-teman yang lain sudah dapat magang, aku kapan, ya?", "Gimana kalau nanti aku susah dapat kerja?" Kekhawatiran-kekhawatiran seputar masa depan memang wajar dialami, apalagi oleh mahasiswa. Dengan mengingat kalau kamu tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi di masa depan, kekhawatiran ini akan berangsur-angsur memudar.
Apa yang Bisa Kamu Kendalikan
source: rawpixel.com |
1. Pola Belajar
Walaupun kamu tidak bisa mengendalikan nilaimu, kamu bisa mengendalikan usahamu dalam meraih nilai tersebut. Kamu bisa menambah jam belajar, belajar pada jam-jam produktif otak, dan belajar di tempat yang nyaman. Tugasmu hanyalah memaksimalkan usaha yang bisa kamu kontrol. Jika usahamu telah maksimal, hasil yang kamu tuai juga akan sepadan. Lalu, kalau hasilnya belum memuaskan bagaimana? Jangan khawatir, simak poin selanjutnya!
2. Persepsi dan Sikap
Persepsi dan sikap yang kamu ambil sangat penting dalam menghadapi kehidupan kuliah. Persepsi yang positif akan melahirkan sikap yang positif. Misalnya, alih-alih mengeluh saat nilaimu kurang memuaskan, kamu justru melihatnya sebagai tantangan yang harus ditaklukkan dengan belajar lebih tekun dan strategis lagi. Atau, ketika kamu berhadapan dengan dosen killer, kamu melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar berhubungan dengan orang dengan karakter yang berbeda-beda. Hal ini memang sulit. Namun, apabila dilatih terus menerus, mengendalikan persepsi dan sikap jauh lebih memungkinkan daripada mengharap hasil yang berbeda.
3. Pergaulan
Orang bilang, dengan siapa kamu bergaul menentukan siapa dirimu. Bergabunglah dengan circle pertemanan yang sehat dan sefrekuensi denganmu. Jika kamu merasa teman-temanmu mulai toxic dan merugikan, jangan ragu untuk mulai membatasi pergaulanmu dengan mereka. Hal ini juga jauh lebih mudah daripada berharap mereka akan berubah.
4. Hari Ini
Ketika masa depan penuh dengan ketidakpastian, hari ini adalah segalanya yang kamu miliki. Ambil keputusan hari ini. Lakukan apa yang kamu harus lakukan hari ini. Jangan biarkan seharian ini terbuang sia-sia karena hanya hari inilah yang bisa kamu kendalikan. Kamu khawatir UAS minggu depan akan sulit? Mulailah belajar hari ini. Kamu ingin segera mendapat magang? Coba daftarkan dirimu hari ini. Kamu lelah, burn out, dan putus asa? Tidak apa-apa, gunakan hari ini untuk beristirahat. Ketika kita terlalu memusingkan masa depan, kita justru melupakan waktu yang kita miliki sekarang. Padahal, Abraham Lincoln berkata, "Cara terbaik memprediksi masa depan adalah menciptakannya."
Nah, itu dia prinsip stoisisme yang bisa teman-teman terapkan dalam menghadapi badai perkuliahan. Marcus Aurelius pernah berkata, "Kamu memiliki kendali atas pikiranmu, bukan kejadian-kejadian di luar sana. Sadari ini, dan kamu akan menemukan kekuatan." Yuk, follow Instagram @pengenkuliah untuk konten menarik lainnya!
REFERENSI
Manampiring, Henry. 2019. Filosofi Teras. Jakarta: Kompas Gramedia
Post A Comment
Tidak ada komentar :
1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.