Stop Menjadi People Pleaser dengan 5 Cara Ini!

 

Sumber: https://thewomyn.com/2021/03/02/kenali-ciri-people-pleaser-apakah-kamu-termasuk-golongannya/

Sumber: https://thewomyn.com/2021/03/02/kenali-ciri-people-pleaser-apakah-kamu-termasuk-golongannya/


Halo sobat PK!

Pernahkah kalian mendengar istilah people pleaser? 

Selama berselancar di media sosial, penulis menemukan bahwa ternyata Generasi Z (Gen Z) ini sudah terlihat memberikan pengaruh yang cukup terasa terhadap mental health awareness. Seperti dengan melakukan kampanye tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa melalui postingan medsos atau dengan berkomentar pada postingan orang. Tak hanya itu, saat ini pun sudah banyak platform yang bergerak di bidang kesehatan mental dan psikoterapi.

Dari tingkat kesadaran itu, maka saat ini orang-orang sudah banyak yang mendengar dan mengetahui tentang istilah people pleaser. People pleaser merupakan sikap dimana seseorang selalu berusaha untuk menyenangkan individu lain dibandingkan dirinya sendiri. 

Ciri-cirinya seperti susah menolak, sering berkata maaf meski tidak salah, takut tidak disukai orang, dan seterusnya. Beberapa akibatnya antara lain mudah merasa frustasi dan kesal, mudah dimanfaatkan, stres dan kelelahan, dan lain sebagainya.

Sungguh tidak enak menjadi people pleaser, kan? Oleh karena itu, atasi hal itu dengan 5 cara berikut ini:

1. Evaluasi Diri

Lakukan hal ini dengan cara melihat kepada diri sendiri terlebih dahulu. Kenali diri, perhatikan diri, dan pertimbangkan tindakan kita selanjutnya. Apabila dirasa malah akan menyusahkan diri sendiri, lebih baik jangan dilakukan. Terkadang kita boleh bersikap sedikit egois dan tidak selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain karena kebahagiaan diri sendiri jauh lebih penting.

2. Bersikap Lebih Tegas dan Belajar Menetapkan Batasan

Buang jauh-jauh rasa tidak enakan itu. Sebagai manusia sangat penting untuk memiliki batasan diri atau self boundaries. Ketika kita sudah memilikinya, kita akan mampu memilih dan memilah hal apa yang akan kita lakukan dan hal apa yang seharusnya tidak kita lakukan. Jika dirasa sesuatu itu di luar kemampuan kita dan malah akan merugikan diri sendiri, maka tegaslah untuk berani berkata “tidak” atau menolak secara tegas. 

Untuk melakukan hal tersebut tentunya harus menerapkan komunikasi yang baik. Kita bisa gunakan metode 3C. 1). Clear: yakni apa yang kita ucapkan harus benar-benar jelas; 2). Clean: yakni tidak ada kode-kodean, yang artinya jangan sampai ada bahasa yang membuat orang lain tidak mengerti; dan 3). Complete: yakni harus disertakan alasan yang lengkap pada saat kita menolak permintaan atau ajakan orang lain.

3. Jangan Meminta Maaf Apabila Kita Tidak Berbuat Salah

Meminta maaf memang adalah perbuatan yang baik. Namun, perlu kita lihat terlebih dahulu konteksnya dalam hal apa, kondisi dan situasinya bagaimana; apakah kita meminta maaf karena memang ada sebabnya atau hanya karena tidak ingin membuat orang lain kecewa atau juga karena tidak ingin dianggap buruk. Jadi, perlu didefinisikan kembali kenapa kita harus meminta maaf sehingga tidak asal-asalan ketika mengucapkan kata maaf.

Intinya, jangan mudah mengucapkan kata maaf apabila itu bukan kita yang berbuat kesalahan. Meminta maaf untuk kesalahan orang lain bukan berarti kita melindunginya, lho. Namun, justru membuat orang itu lepas dari tanggung jawabnya. Hal ini jelas memengaruhi nama baik dan merugikan kita. Sebab ingatlah, jangan pernah merasa bertanggung jawab atas kehidupan orang lain, lebih baik kita selesaikan saja kewajiban yang kita miliki.

4. Pikirkan Kebahagiaan Diri Sendiri

Kebahagiaan itu bukan hal yang bisa dicari, tapi harus kita ciptakan sendiri. Bagaimana kita dapat membahagiakan orang lain jika diri kita sendiri tidak merasa bahagia. Maka dari itu, pikirkanlah diri sendiri terlebih dahulu sebelum mementingkan urusan orang lain. Sebab kebahagiaan diri sendiri itu sangatlah penting agar hidup menjadi lebih tenang dan damai. 

5. Meminta Bantuan Profesional

Mematahkan suatu kebiasaan tentunya tidak mudah. Terutama jika hal itu terbentuk mulai dari kecil atau akibat dari peristiwa traumatik. Oleh karena itu, dengan meminta bantuan pihak profesional, maka akan membantu kita untuk menjelajahi apa yang ada di balik itu semua, lalu menawarkan panduan tentang strategi untuk mengatasi masalah tersebut.


Nah, sobat PK! Berhenti menjadi seorang people pleaser dapat mengajarkan kita bagaimana menumbuhkan sikap tegas dan memberi batasan. Tegas dalam hal bahwa masalah/urusan orang lain bukan lah tanggung jawab kita. Jadi, kita hanya perlu fokus pada diri sendiri dan tidak perlu terus-menerus berpikir untuk menyenangkan orang lain.

Memang tidak ada larangan untuk berbuat sesuatu demi menyenangkan orang lain. Namun, dengan syarat perlu juga untuk mempertimbangkan apakah tindakan itu menyusahkan diri sendiri atau malah sebaliknya. Dengan demikian, baiknya setiap tindakan dilakukan jika lebih menguntungkan diri sendiri, tanpa merugikan orang lain.


Dipublikasikan oleh Admin (Sibghoo_)

Pengen Kuliah ~ Partner Merangkai Impian
Punya penemuan? atau punya ide menarik? atau punya tulisan/gagasan/pengalaman yang ingin dibagikan? Kirim tulisanmu ke webinfokuliah@gmail.com .
Mau dapet info ter-up-to-date setiap hari? Klik di sini dan temukan pengenkuliah di platform favoritmu!

Post A Comment

1 komentar :

1. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Tunjukkan bahwa anda adalah orang berpendidikan yang senantiasa menjaga etika.
2. Komentar tidak boleh menyinggung SARA, Porno, dan sejenisnya
3. Dilarang menggunakan akun Anonim.